Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jatuhnya Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines hingga akhirnya pesawat jenis tersebut dilarang terbang (grounded) membuat perusahaan perjalanan dan pariwisata terbesar di Eropa, yakni TUI terkena dampak negatifnya.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari CNN, Senin (1/4/2019), perusahaan yang memiliki lini bisnis di maskapai penerbangan yang berbasis di Jerman itu mengalami kerugian. Kerugian yang dimaksud adalah turunnya pendapatan di 2019 akibat grounded Boeing 737 MAX.
Pihak perusahaan tersebut memperkirakan sepanjang tahun ini bakal kehilangan pendapatan sebesar US$ 225 juta atau setara Rp 3,15 triliun dengan mengacu kurs Rp 14.000 per dolar AS.
Perusahaan tersebut mengaku mengoperasikan 15 pesawat Boeing yang kini di-grounded. Totalnya sama dengan 10% dari total armadanya.
TUI mengatakan bahwa larangan terbang Boeing 737 Max telah memaksa pihaknya untuk menyewa pesawat baru dan memperpanjang sewa pada maskapai lain yang sudah lebih dulu disewa.
Tak hanya berimbas pada turunnya pendapatan, saham TUI (TUIFF) pun ikut anjlok 8% di bursa saham Frankfurt setelah pengumuman grounded.
TUI menambah deret perusahaan langganan Boeing yang terimbas oleh keputusan untuk mengandangkan semua pesawat 737 Max setelah dua kecelakaan mematikan dalam lima bulan.
Southwest Airlines sebelumnya lebih dulu mengumumkan bahwa awal pekan ini bahwa dikandangkannya 737 Max mengganggu penjualan tiket maskapai tersebut.
Pihaknya mengatakan jumlah kursi yang bisa dijual pada kuartal ini akan jauh lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya karena Boeing 737 MAX miliknya tidak bisa terbang. Dikatakan, telah terjadi pembatalan tiket hingga 2.800 penerbangan karenanya.(dtf)