Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Dalam upaya penyediaan uang di wilayah kepulauan terluar, terdepan dan terpencil (3T), Bank Indonesia (BI) melakukan penukaran kas keliling dengan menggunakan KRI Lepu. Program penukaran yang dimulai 27 Maret hingga 2 April 2019 ini tercatat mencapai Rp 3,148 miliar.
Secara rinci, dari Rp 3,148 miliar yang ditukarkan, terbanyak ditukarkan oleh masyarakat di Pulau Tebing Tinggi Riau senilai Rp 1,5 miliar. Kemudian di Pulau Bengkalis senilai Rp 968 juta, Pulau Panipahan Rp 400 juta, Pulau Kundur Rp 180 juta, Pulau Rangsang Rp 55 juta dan Pulau Rupat senilai Rp 45 juta.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatra Utara (Sumut), Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, animo masyarakat di kepulauan dalam menukarkan uang cukup tinggi. "Program penukaran uang di daerah 3T ini merupakan bentuk koordinasi yang sangat baik antara BI dan Angkatan Laut," katanya, usai acara penyambutan KRI Lepu yang singgah di Pelabuhan Belawan, Selasa (2/4/2019).
Kas keliling KRI Lepu juga dimaksudkan BI untuk mengurangi peredaran uang asing di daerah 3T. Harapannya kerja sama bisa ditingkatkan khususnya di wilayah Sumut.
Ditambahkannya, selain penukaran uang pecahan kecil (UPK) yakni Rp 1.000, Rp 2,000, Rp 5.000 dan Rp 10.000, program kas keliling KRI Lepu juga dikuti dengan program penyerahan bantuan dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (Cikur).
"Sosialisasi Cikur itu juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat khususnya di Pulau Rupat yang mengakui banyak menemukan uang rupiah palsu," kata Wiwiek.
Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto, mengatakan, kerja sama dengan BI dalam layanan Kas Keliling Kapal bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara. Penjagaan NKRI antara lain juga dilakukan dengan menjaga kedaultan uang di daerah khususnya di 3T.
Komandan KRI Lepu, Mayor Laut Martensyah menambahkan, kendala program Kas Keliling Kapal antara lain tidak adanya pelabuhan sehingga untuk menjangkau masyarakat, petugas kas keliling harus menggunakan kapal kecil lainnya. "Meski begitu, tim terus bekerja dengan alasan kuat bahwa kedaultan uang Rupiah harus terjaga agar pulau-pulau terluar itu tidak jatuh lagi ke tangan negara asing," katanya.