Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Desainer Sumut yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Sumatra Utara (Sumut), membawa harum nama Sumut di tingkat nasional. Sebanyak 9 desainer termasuk Ketuanya, Yuni Pohan, memamerkan karyanya di ajang Indonesian Fashion Week (IDFW) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 31 Maret lalu.
Keikutsertaan desainer Sumut di ajang nasional ini tidak terlepas dukungan yang diberikan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Sumut Nawal Lubis, serta Ketua Dekranasda di kabupaten kota di Sumut.
“Ini untuk pertama kalinya APPMI Sumut berpartisipasi mengikuti Indonesian Fashion Week dan tentunya menjadi kebanggaan tersendiri,” ungkap Yun Pohan kepada medanbisnisdaily.com di kantornya, Yapmode & Gallery Jalan Letda Sujono Medan, Jumat siang (5/4/2019).
Desainer Sumut yang ikut dalam ajang IDFW 2019 tersebut yaitu Yapmode by Yuni Pohan dengan koleksi tenun Batubara “Mabara” (Made in Batubara), Zul Said (Songket Medan), Riki Damanik (Tenun Deli Serdang), Adah Mode (Tenun Langkat), Haze be wear by Harry Hasibuan (Batik Kito dari Tanjung Balai), Yenti Um (Tenun Langkat), Arini Rumah Mode (Tenun Binjai) Gema (Tenun Batubara) serta Rita Maharani (Songket Medan).
“Padahal tadinya memang gak siap tapi Ketua Dekranasda Sumut ibu Nawal Lubis (istri Gubernur Sumut) merespon baik karena memang niat beliau benar benar mau memajukan pegrajin Melayu dan kami juga didukung sebagaimana kita juga ingin meningkatkan kerajinan produk lokal dalam bentuk fashion dan fungsinya juga lebih luas ,” tutur Yuni.
Ia menambahkan, desainer bertugas bukan hanya menjadikan songket pelengkap kebaya, tapi nbagaimana agar bisa dipakai semua kalangan, dan anak muda.
Pilihan tenun Melayu dalam ajang ini menurut Yuni agar masyarakat juga tahu di samping Ulos, Sumut juga memiliki Tenun Melayu. Selain itu agar fungsinya lebih luas, bisa diterima semua kalangan terutama generasi muda sebagai penerus.
Dikatakannya, tema IDFW tahun ini keseluruhan adalah Borneo. Namun desainer juga boleh membawakan tema lain karena event ini bersifat nasional. “Tahun ini kami konsisten membawakan Tenun Melayu. Ada juga batik dari Tanjung Balai tetapi tetap konsep Melayu bukan batik motif motif Batak,” imbuhnya.
Ada 5 Dekranasda yang mendukung keikutsertaan APPMI Sumut di IDFWyaitu Dekranasda Batubara, Langkat, Binjai, Tanjung Balai, Deli Serdang dan Songket Medan.
IDFW 2019 di JCC Jakarta tersebut juga ikut dihadiri Ketua DekranasdaNawal Lubis yang membuat Yuni sangat apresiatif. “Karena ibulah yang menggerakkan kami dan ibu Wagub ikut juga,” ujarnya.
DIsebutkannya, setiap Dekranasda menyediakan kain untuk setiap desainer sedangkan OPD mensupport pembiayaan ikut serta di even tersebut OPD yang ikut mensupport yaitu Biro Perekonomian, Biro Administrasi dan Pembangunan, Kependudukan, Dinas Pariwisata Pemropsu, Dinas Koperasi dan UKM, Disperindag Sumut, Dinas Penanaman Modal, Disperindag Deli serdang,Disperindag Kota Medan, Dinas Koperasi dan UKM Medan, sertaDinas Perkebunan Sumut
“Saya sendiri disupport Biro Perekonomian dari Setdasu,” ujarnya.
Adanya dukungan dari berbagai pihak ini menurut Yuni sangat membantu karena persiapan para desainer hanya 1 minggu. “Audensi awal februari, kita terima bahan itu seminhgu setelah kita audensi," kenang Yuni.
“Koleksi saya 10, ditambah satu kebaya untuk ibu Maya, istri bupati Batubara. Jadi sebelas.Yang lain masing-masing 9 koleksi,” tambah Yuni.
Sukses di IDFW 2019, Yuni pun bersama teman teman desainer APPMI Sumut berencana menggelar ajang Medan Fashion Week dalam waktu dekat.