Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve tahun ini diprediksi akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.
Mengutip Antara, Sabtu (6/4/2019), Presiden AS Donald Trump meminta Fed untuk menurunkan suku bunga acuan dan melakukan kebijakan quantitative easing, hal ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
Desakan tersebut karena pasca krisis keuangan satu dekade lalu, AS berhasil lolos karena menggunakan kebijakan itu. Saat itu, pemerintah AS membeli triliunan obligasi pemerintah dan sekuritas di berbagai negara di dunia.
Memang, Trump sudah berulang kali mengkritik kenaikan bunga Fed sejak tahun lalu. Bahkan Presiden telah membahas pemecatan ketua Fed Jerome Powell bulan lalu.
Padahal Fed pada 2018 sudah menyetujui empat kali kenaikan bunga acuan, hal ini sebagai upaya normalisasi kebijakan yang dimulai pada 2015.
Bank sentral AS pada Maret mempertahankan bunga acuan dan mengakhiri normalisasi neraca keuangannya pada September tahun ini.
Fed juga sudah mulai secara bertahap mengurangi portofolio efek dan obligasi sejak Oktober 2017. Yakni dengan cara membiarkan transaksi surat berharga yang jatuh tempo, jadi tak ada investasi lagi yang terjadi. Hal ini disebut pengetatan kuantitatif kebalikan dari quantitative easing.
Normalisasi neraca keuangan Fed tercermin dari jumlah US$ 4,1 triliun dari sebelumnya US$ 4,5 triliun. Menurut data dari Departemen Perdagangan AS, produk domestik bruto riil meningkat 2,9% pada 2018, sedikit di bawah target pertumbuhan tahunan 3% di bawah pemerintahan Trump.
Dalam proyeksi ekonomi terbaru yang dirilis pada Maret, The Fed memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi AS pada 2019 dan 2020, memperkirakan tingkat pertumbuhan masing-masing 2,1% dan 1,9%.(dtf)