Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Togaraja Manurung (75), tinggal di Jalan Gagak Hitam/Ring Road, Medan. Rumahnya persis berada di samping gedung Big White Coffee, yang roboh pada pukul 19.00 WIB, Senin (8/4/2019). Togaraja dan istri R boru Sinurat serta ketujuh anaknya sudah berdiam di rumah yang hancur akibat terkena reruntuhan gedung Big White Coffee itu selama 30 tahun.
Togaraja kepada medanbisnisdaily.com yang menjumpainya di rumahnya, Selasa pagi (9/4)2019), menceritakan, setelah sekitar 5 tahun Big White Coffee beroperasi, pemiliknya Acai Gunaran tak sekalipun pernah berjumpa serta berbicara dengannya. Kalaupun tahu dan mengenal Acai, hanya melihat dari kejauhan saja.
Saat hendak merenovasi Big White Coffee yang berlantai 3, meningkatkannya menjadi 5 lantai, Togaraja menyatakan Acai tak pernah memberitahunya. Hingga malapetaka robohnya gedung tersebut terjadi dan mengakibatkan salah seorang putranya korban tertindih bongkahan batu gedung.
"Tidak ada diberitahu apapun kami tentang renovasi yang akan mereka lakukan. Sejak dulu waktu pertama membangun juga begitu, kami tidak diberitahu sebagai tetangga," ungkapnya.
Medanbisnisdaily.com mengamati terlihat dua kamar keluarga, satu kamar mandi, dapur berikut garasi rumah Togaraja yang rusak parah akibat runtuhan gedung Big White Coffee. Peralatan keluarga yang ada didalamnya ikut hancur dan berantakan.
Sejauh ini Togaraja mengaku belum ada rencana apapun untuk mengadu atau mengajukan gugatan terhadap Acai atas kerusakan rumahnya. Juga kerugian moril yang dialaminya bersama kekuarga. Dia memilih menunggu pihak kepolisian akan bertindak seperti apa.
"Sekitar tiga perempat bangunan rumah ini rusak, saya tunggu dulu seperti apa langkah pihak berwajib," tegasnya.
Seperti diketahui, Febri Manurung (17) yang merupakan putra bungsunya, mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan gedung Big White Coffee. Setelah sempat dirawat di RS Advent dia kini telah kembali berada di rumah.