Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebuah meranti kuning di Negara Bagian Sabah Malaysia di Pulau Kalimantan sekarang menjadi pohon tropis tertinggi di dunia. Awal tahun ini, pemanjat lokal Unding Jami dari Rainforest Research Partnership Asia Tenggara berhasil mencapai puncak dan menjatuhkan pita pengukur untuk memastikannya membentang hampir 330 kaki dari kanopi.
“Itu pendakian yang menakutkan, sangat berangin, karena pohon terdekat sangat jauh. Tapi jujur ​​pemandangan dari atas luar biasa. Saya tidak tahu harus berkata apa selain itu sangat, sangat, sangat menakjubkan,” kata Jami.
Pohon itu bernama Menara, beratnya sekitar 180.000 pound, setara dengan Boeing 737-800 yang terisi penuh. Hanya 5% dari massa itu yang terkandung di mahkotanya. 95% lainnya ditemukan di batangnya yang tebal dan lurus.
Para peneliti yang melakukan survei Lidar terhadap hutan di wilayah tersebut telah mengidentifikasi pohon tersebut dalam pindaian. Pada bulan Agustus 2018, para peneliti melakukan perjalanan untuk mengumpulkan gambar 3D dan rekaman drone dari raksasa tersebut.
Para ilmuwan mengatakan bahwa analisis struktur pohon menunjukkan bahwa pohon itu dapat tumbuh lebih besar. Tapi angin mungkin menjadi kendala, jadi mereka meragukannya atau pohon lain akan terlalu tinggi.
John C Cannon di Mongabay melaporkan bahwa lokasi Menara sempurna untuk pohon-pohon tinggi karena negara bagian Sabah berada di luar sabuk topan di sebelah utara. Lokasi kepulauannya berarti tidak ada badai besar dan dahsyat yang terbentuk di daratan yang lebih besar.
Besar kemungkinan bahwa jika pohon-pohon tropis yang lebih tinggi berada di luar sana, mereka akan ditemukan di daerah yang sama, Lembah Danum, sebuah kawasan konservasi di mana penebangan dilarang dan di mana pohon-pohon tersebut memiliki ukuran perlindungan tertentu.
Menara bukanlah pohon pertama yang memegang gelar tropis tertinggi di dunia yang berasal dari Sabah. Pada 2016, pemegang rekor sebelumnya, meranti kuning setinggi 293,6 kaki diukur di Kawasan Konservasi Cekungan Maliau di Sabah. Sebelum itu, catatan berasal dari meranti kuning di Taman Nasional Bukit Tawau Sabah.
Cannon di Mongabay melaporkan bahwa ahli ekologi Greg Asner dari Arizona State University, yang menemukan salah satu pohon tertinggi sebelumnya, telah tweeted bahwa dia percaya menemukan monster meranti, walaupun dia belum mengkonfirmasi tingginya.
Pohon mana yang terbesar bukan yang paling menggairahkan peneliti. "Ini adalah ilmu yang mengatakan bahwa pohon-pohon ini memang ada, mereka mencapai ketinggian yang mungkin belum pernah kita antisipasi dan akan ada pohon-pohon tinggi lainnya di luar sana yang belum ditemukan," kata Doreen Boyd dari Universitas Nottingham dalam sebuah wawancara dengan BBC seperti dikutip dari laman smithsonianmag.com, Rabu (10/04/2019).
"Itu memberi tahu kita bahwa kita perlu melindungi pohon-pohon ini," lanjutnya.
Sementara pohon meranti kuning menghadapi tekanan dari para penebang di Pulau Kalimantan, Departemen Kehutanan telah memperluas perlindungan di Lembah Danum. Negara bagian Sabah,telah berjanji untuk melindungi 30% dari luas daratannya pada tahun 2025, yang sebagian besar ditutupi oleh hutan tropis.