Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Kabupaten Karo merupakan satu di antara sekian banyak wilayah transit para bandar/penyeludup narkoba di Tanah Air. Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karo, AKBP Heppi Karo Karo, kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (10/4/2019), sehubungan diamankannya 3 tersangka bandar narkoba beserta barang bukti 9,4 kg sabu-sabu oleh Polres Karo beberapa waktu lalu.
Menurut AKBP Heppi Karo Karo, saat ini jalur distribusi narkotika, khususnya sabu-sabu oleh para penyeludup ke Indonesia menggunakan jalur darat. Di antaranya via pelabuhan kecil di Provinsi Aceh dan Kalimantan Barat. Tanah Karo yang berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten di wilayah Aceh, sangat rentan sebagai lokasi persinggahan.
"Penyeludup yang melintas dari Aceh Tenggara dan Sabulussalam sekitarnya, melalui jalur darat Tanah Karo. Biasanya transit sebentar menunggu pembeli/transaksi, atau beranjak ke Medan. Kita selalu kucing-kucingan dengan bandar sabu/kurir. Tidak jarang pergerakan kita juga mereka ketahui. Kebanyakan yang melintas itu terlibat jaringan besar. Jadi, mereka juga memiliki banyak informan," beber Heppi.
Saat ini jalur laut dan udara sudah sulit ditembus para penyeludup karena ketatnya pengawasan. Pasokan ke wilayah Pulau Sumatera dan Jawa, bahkan keluar negeri seperti Australia, kebanyakan masuk dari pelabuhan "tikus" di perairan Sabang. "Perairannya sangat luas, pelabuhan keci-kecil sangat banyak. Penyeludup banyak yang bekerja sama dengan nelayan, sehingga agak sulit mendeteksinya," paparnya.
Heppi pun mengimbau masyarakat agar berperan lebih aktif untuk ikut meminimalisir peredaran narkotika, khususnya sabu-sabu. Sebab menurutnya, jaringan besar penyeludup narkotika agak sulit dihempang.
"Kebanyakan sabu-sabu diproses di Triangle (Mekong). Dari sana lah baru didistribusikan ke Indonesia via Mongolia atau Filipina bahkan Hong Kong. Selanjutnya masuk ke Singapura atau Malaysia lalu ke ke Perairan Aceh. Jika masih sulit diberantas, mari kita hindari," ujar Heppi.