Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mengakhiri perdagangan Jumat (12/4/2019), nilai tukar rupiah bergerak stabil di level Rp 14.134 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah bergerak sempit dengan penguatan yang tipis.
"Tak hanya rupiah yang mengalami penguatan yang tipis, nilai tukar peso, dolar kanada, Won dan Bath juga berhasil mengungguli dolar AS," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Sementara itu, gerak Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) berada di rentang yang tipis dimana IHSG diperdagangkan diantara level 6.394-6.422. Hingga akhirnya ditutup turun tipis 4 poin atau melemah 0,067% di level 6.405.
IHSG saat ini masih cenderung stabil menantikan Pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang.
Pada perdagangan Jumat (12/4/2019), BEI melakukan pencatatan saham PT Menteng Heritage Realty Tbk dengan kode saham HRME. Saham ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 69%. Saham lainnya yang Auto Rejection Atas yaitu saham PT Meta Epsi Tbk dengan kode saham MTPS yang baru IPO pada 10 April lalu dengan kenaikan 25%. Pencatatan saham ini otomastis menambah pilihan saham bagi investor.
Sementara itu, saham-saham bursa Asia dan Wallstreet masih bergerak bervariasi dimana Hangseng naik 0,236%, Shanghai turun tipis 0,042%, Kospi naik 0,295%, STI turun 0,02%, Dow Jones turun 0,054% dan S&P500 naik tipis 0,004%. Sedangkan saham-saham di bursa Eropa menguat dimana ATX Viena naik 0,288%, CAC 40 Paris naik 0,07%, FTSE 100 London naik 0,312%.
Gunawan mengatakan, situasi ekonomi dan politik di benua Eropa mulai melonggar setelah perpanjangan Brexit disetujui hingga 31 Oktober mendatang. Hal ini setidaknya mengendurkan ketegangan investor di pasar keuangan dan kembali mengangkat pergerakan saham di benua tersebut.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini memberikan pengaruh yang besar bagi Inggris dan negara-negara Uni eropa lainnya. Guncangan Brexit ini diperkirakan akan membutuhkan waktu yang cukup lama dimana ini merupakan keputusan yang besar dan tidak mudah menyatukan pandangan serta keluar dari zona nyaman.
"Namun kita berharap kesepakatan ini akan disetujui bersama dan tak mencederai tatanan perekonomian yang ada. Jangan sampai Brexit tidak membawa keuntungan malah menjadi boomerang yang berakibat fatal khusunya bagi perekonomian," kata Gunawan.