Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Seyogianya per April 2019 dikabarkan accessor (tim penilai) UNESCO sudah mengumumkan status Geopark Kaldera Toba apakah layak dimasukkan ke dalam jaringan geopark global atau Global Geopark Network. Namun ditunda.
Inspektur Jenderal Kemendagri, Tumpak Haposan Simanjuntak menyoroti berita buruk ini. Di hadapan ratusan peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2020 Pemprov Sumut, termasuk Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan sejumlah bupati/wali kota, di Hotel Santika Dyandra Medan, Jumat (12/4/2019), dia menjelaskan penyebabnya.
Adalah toilet dan warung makanan dengan sajian penganan khas lokal yang belum disediakan di sekitar geosite yang jadi alasannya. Katanya, di geosite-geisite yang berjumlah belasan, tidak ada toiletnya. Tentu hal ini akan menyulitkan bagi pengunjung yang berwisata.
Warung makanan, katanya, bukan yang menyediakan pizza atau hamburger. Tapi khas daerah sekitar. Yang begitu yang dibutuhkan dan harus disediakan.
"Saya pernah berkunjung ke salah satu geosite Batu Bahol di Kecamatan Pangururan. Di sana ada batu yang bagian dalamnya kosong dan di bagian atas juga tertutup batu, tetapi disitu tidak ada toilet dan warung makan. Bagaimana pengunjung bisa merasa nyaman," ujar Tumpak menjawab medanbisnisdaily.com.
Terangnya, itulah yang menyebabkan Geopark Kaldera Toba tak diloloskan mendapat sertifikat GGN oleh UNESCO sampai saat ini.
"Dibandingkan dengan gua yang terdapat di Bantul yang ukurannya tidak seberapa, tetapi sudah masuk dalam GGN. Sayang kalau Danau Toba yang begitu indah belum mendapatkannya," tegasnya.
Oleh pegiat pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah serta seni budaya lokal Toba, Murniati Tobing, hal serupa pernah disoroti. Dia memprihatinkan kebiasaan buruk warga di kawasan Danau Toba yang terbiasa buang air sembarangan. Kalau hal tersebut tidak diubah, sulit diharamkan wisatawan yang diharapkan berkunjung akan meningkat jumlahnya. Terutama dari mancanegara.
"Saya mengajak seluruh masyarakat khususnya yang berasal dari kawasan Danau Toba untuk bersama-sama mengkampanyekan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," paparnya.