Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Maret 2019 sebesar US$ 13,49 miliar atau naik 10,31% dibanding Februari 2019. Sementara jika dibandingkan Maret 2018, impor tercatat turun 6,76%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan naiknya impor disebabkan terjadinya peningkatan pada nilai impor non migas sebesar 12,24% yang sebesar US$ 1,3 miliar. Sedangkan impor migas tercatat turun US$ 42,8 juta (-2,7%).
Jika dilihat dari golongan barangnya, nilai impor non migas naik disumbang signifikan oleh beberapa jenis barang. Peningkatan terbesar dialami oleh golongan mesin dan peralatan listrik sebesar US$ 211,2 juta, diikuti golongan mesin/pesawat mekanik US$ 124 juta, besi dan baja US$ 123,1 juta, serealia US$ 112,5 juta serta perhiasan/permata sebesar US$ 98 juta.
Sedangkan nilai impor menurut penggunaan barang, baik barang konsumsi, bahan baku atau penolong dan barang modal selama Maret 2019 naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang konsumsi naik 13,49%, bahan baku/penolong naik 12,34% dan barang modal naik 0,47%.
"Barang konsumsi yang naik di antaranya impor mesin AC, anggur fresh dari Australia. Lalu impor jeruk mandarin, dan karena dekat Ramadan ada impor kurma umumnya dari Tunisia," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (15/4/2019).
"Untuk bahan baku barangnya yang naik itu ada gold, gasoline, mobile telephone tanpa baterai. Dan barang modal itu ada water heater, laptop, barang elektronik dan beberapa jenis kendaraan truk," tambahnya.
Sementara itu, impor migas mengalami penurunan sebesar US$ 42,8 juta. Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor hasil minyak dan gas. Sedangkan nilai impor minyak mentah naik US$ 81,2 juta atau 26,03%.(dtf)