Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Versi hitung cepat (quick count), Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin unggul dibandingkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Kemenangan paslon no urut 01 ini memang tidak akan begitu banyak mempengaruhi kinerja rupiah pada Kamis (18/4/2018) besok. Begitupun, mata uang rupiah berpeluang untuk menguat di kisaran level Rp 14.000 per dolar AS, bahkan berpotensi di bawahnya, tepatnya Rp 13.700 per dolar AS.
"Peluang penguatan rupiah memang terbuka lebar. Kecuali kalau seandainya investor banyak menahan berinvestasi di pasar keuangan. Tapi saya yakin pasar keuangan akan lebih menggeliat pada perdagangan besok, karena rasa khawatir investor sudah berkurang dan mereka akan kembali masuk ke pasar keuangan," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (17/4/2019).
Akan tetapi, kata Gunawan, jangan terjebak euphoria tersebut. Masih ada sjeumlah data ekonomi yang akan mempengaruhi. Dan memang daya ekonomi Cina membaik yang menggiring persepsi membaiknya kondisi pasar keuangan global. Pilpres yang berjalan aman dan damai ini juga memberikan bukti bahwa kondisi pasar keuangan ditopang oleh fundamental politik yang kokoh.
Jadi tidak ada alasan lain bagi pelaku pasar untuk mengkhawatirkan kondisi pasar keuangan terkini mengacu kepada ketidakpastian politik sebelumnya.
Pada dasarnya, kebijakan ekonomi Jokowi yang berlanjut tidak akan begitu banyak mempengaruhi rupiah. "Saya memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.700 hingga Rp 14.300 per dolar AS. Karena angka rupiah di range tersebut sesuai dengan hitung hitungan harga keekonomian rupiah itu sendiri," kata Gunawan.
Sebab, kata Gunawan, tetap ada konsekuensi jika rupiah menguat terlalu jauh atau justru menguat terlalu dalam. Hal itu sama-sama berpeluang mengganggu kondisi keseimbangan ekonomi makro nasional. Untuk itu, katanya, rupiah diharapkan tetap stabil dalam rentang tertentu sehingga tidak menimbulkan masalah ekonomi yang lebih luas.