Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Surabaya. Jaringan Kiai dan Santri Nasional (JKSN) mengajak semua masyarakat di Jawa Timur untuk tenang menunggu hasil perhitungan suara Pilpres dari KPU. Apapun hasilnya, keputusan KPU harus dihargai.
Sekjen JKSN Zahrul Azhar Asumta atau lebih dikenal dengan Gus Hans menyampaikan apapun keputusan KPU terkait hasil perhitungan suara Pilres harus dihargai. Ia pun mengaku juga menghargai perhitungan cepat (Quick Count).
"Kami juga menghargai karya-karya ilmiah karena itu adalah keilmuan salah satu produknya adalah quick count, tapi kami tidak menyakini quick count. Itu menjadi pegangan kita. Tapi kami meyakini hasil keputusan KPU," kata Gus Hans kepada wartawan di Posko JKSN di Jalan Diponegoro, Sabtu,(20/4/2019).
Gus Hans juga menyampaikan jika dalam keputusan KPU ada perubahan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan menghargai keputusan KPU.
"Jika nanti ada perubahan, masyarakat harus menghargai keputusan KPU," tegas Gus Hans.
Sementara itu, Ketua Jaringan Kiai dan Santri Nasional M Roziqi mengatakan menurut hitungan cepat (quick count) paslon Capres dan Cawapres nomor urut 01 unggul dari paslon nomor urut 02. Meski begitu pihaknya menghimbau kepada masyarakat di Jawa Timur untuk tetap bersabar menunggu keputusan dari KPU.
"Kami mengimbau kepada para masyarakat Jawa Timur, para Kiai, para bu nyai, para santri semuanya yang tergabung dalam barisan JKSN, agar supaya dengan kondisi yang mungkin, sekarang ini, berbagai opini, seakan-akan daerah di Jawa Timur ini, paslon nomor urut satu dinyatakan kalah, ada yang mengatakan perolehan suaranya tidak sesuai dengan quick count. Kami mengimbau jangan cepat percaya, itu bukan sesuatu kebenaran, akan tetapi mari kita tabayun, mari kita sabar, mari kita menunggu dari KPU pada tanggal 22 Mei, Insyaallah perolehan real count seperti apa," ungkap Roziqi.
Roziqi juga mengajak seluruh masyarakat di Jawa Timur untuk menerima secara ikhlas dan lapang dada. Sebab menurutnya KPU adalah lembaga yang diberi mandat oleh negara untuk menjadi penyelenggara Pemilu.
"Kami kembali mengajak bahwa satu-satunya lembaga adalah KPU yang harus kita dengarkan dan kita ikuti bersama. Mari kita bersatu, kembali bersama-sama melihat ke depan untuk menjadikan indonesia maju Indonesia yang lebih sejahtera," tandas Roziqi.(dtc)