Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Senin (22/4/2019), terkoreksi cukup dalam sebesar 1,42% atau turun 92 poin di level 6.414. IHSG diperdagangkan di rentang level 6.410-6.516. Pelemahan IHSG seiring dengan meredanya tensi Pemilihan Umum 2019 dan disinyalir berasal dari profit taking oleh investor pasar modal.
"Saat ini belum ada hasil yang resmi dari KPU untuk menentukan siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI di periode 2019-2024 dan siapa yang akan mengisi kursi DPR dan DPRD. Penghitungan suara masih terus dilakukan hingga nantinya pengumuman resmi akan dikeluarkan. Karena itu, pelemahan IHSG hari ini disinyalir berasal dari profit taking yang biasa terjadi," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Terpantau, saham-saham sektor konsumer dan manufaktur terimbas cukup parah yakni dengan pelemahan masing masing 2,6% dan 2,4%. Begitupun, kondisi ini diperkirakan bersifat sementara karena kedua sektor ini merupakan sektor yang paling menguntungkan dari adanya pesta demokrasi, dimana belanja modal kampanye banyak dialihkan ke sektor manufaktur dan konsumer. Hal ini tentunya akan menambah kenaikan laba pada emiten yang bergerak di sektor ini.
Pada perdagangan hari ini, beberapa indeks saham di bursa Asia juga mengalami tekanan dimana Indeks Hangseng turun 0,536%, Philipina turun tipis 0,035%, Shanghai turun 1,7% dan Shenzhen melemah 1,51%. Pelemahan bursa saham Cina yang tertekan cukup dalam ini juga disinyalir oleh aksi profit taking investor. Pasalnya beberapa hari lalu penguatan saham ini sudah cukup tinggi akibat adanya peningkatan penjualan Cina di berbagai sektor yang melejit cukup tinggi.
Selain IHSG, nilai tukar rupiah pun mulai melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah memang sudah menguat selama dua pekan terakhir hingga wajar saja jika rupiah melemah di awal pekan ini.
"Diharapkan kedepannya rupiah mampu berada di bawah level Rp 14.000 per dolar AS dengan inflasi yang terjaga serta neraca pembayaran yang tergolong aman. Dengan begitu, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi dalam negeri dapat tercapai dengan maksimal," kata Gunawan.