Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pemilu Serentak 2019 sudah usai dan surat suara telah dicoblos. Akan ada yang menang dan tentu saja yang kalah jumlahnya pasti lebih banyak karena kuota kursi yaang sangat terbatas dibanding caleg yang mendaftar.
Siapa saja nama-nama caleg terpilih yang akan berhasil menduduki kursi DPR RI di Senayan belum ada yang bisa memastikan. Karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan menetapkan hasil Pemilu secara resmi pada 22 Mei mendatang. Hingga saat ini proses rekapitulasi baru mencapai tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilih Kecamatan (PPK).
Sebagian pihak, misalnya partai politik atau tim sukses, ada yang sudah coba-coba mengklaim. Mengaku-ngaku pihaknya atau jagonya akan terpilih menjadi anggota parlemen, DPR RI.
Sesungguhnya, berdasarkan hitung-hitungan yang dilakukan dengan menggunakan data C1 memang sudah bisa direka-reka siapa yang bakal terpilih. Setidaknya, saat rekapitulasi sudah memasuki tingkat KPU kabupaten/kota, nama-nama caleg yang terpilih atau sebaliknya sudah bisa ditemukan.
Bagi publik di Sumatra Utara, terdapat sejumlah nama yang ikut berkontestasi yang menarik untuk diikuti apakah akan terpilih atau tidak. Ada yang masih berstatus menteri, anggota DPR RI incumbent, mantan jaksa agung muda, mantan gubernur dan sebagainya.
Selengkapnya inilah nama-nama calon anggota legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Sumut I (meliputi Kota Medan dan Tebing Tinggi serta Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Sumatera) yang sangat dinantikan kabarnya, apakah kelak terpilih atau tidak.
1. Dita Indah Sari
Mantan aktivis pembela buruh di era pemerintahan orde baru ini maju dari Partai Kebangkitan Bangsa nomor urut 1. Saat ini menjabat staf ahli Menteri Desa.
2. Yasonna Laoly
Tak ada rakyat Indonesia yang tidak kenal Menteri Hukum dan HAM ini. Sebelum dipercaya menjadi menteri Yasonna pernah berstatus anggota DPR RI. Dia juga mantan anggota DPRD Sumut dan mantan Dekan Fakultas Hukum Univesitas HKBP Nommensen Medan. Kali ini dia maju dari PDI Perjuangan nomor urut 1.
3. Sutias Handayani
Namanya sontak dikenal luas, khususnya di Sumut, pasca ditahannya suaminya mantan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho oleh Komisi Pemberantasan Korupsi akibat tersangkut kasus korupsi.
Beberapa hari sebelum pemungutan suara Pemilu 2019, Sutias dikaitkan dengan dugaan money politics. Dia maju dari Partai Keadilan Sejahtera nomor urut 2.
4. Edwin Pamimpin Situmorang
Statusnya sebagai mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung RI menjadikannya menarik diikuti apakah bakal terpilih atau gagal. Usahanya untuk menang terbilang habis-habisan. Bersama tim suksesnya yang berkantor di Jalan Abdullah Lubis Medan, dia merancang strategi memenangkan hati rakyat.
Edwin maju jadi caleg dari Partai Nasdem nomor urut 4.
5. Tengku Erry Nuradi
Karena pernah menjabat Gubernur Sumut, Erry adalah calon yang paling kuat dari Partai Nasdem. Hampir tidak satupun ada yang berpikir dia tidak akan terpilih.
Partainya menetapkannya di nomor urut 2 setelah Prananda Surya Paloh yang berada di nomor 1.
6. Prananda Surya Paloh
Ditempatkan partainya, Nasdem, di nomor urut 1. Sebagai putra Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, menarik menunggu kabar apakah Prananda akan kembali terpilih atau tidak. Karena bertarung dengan lawan yang cukup kuat, seperti Tengku Erry Nuradi dan Edwin Pamimpin Situmorang yang satu partai dengannya. Akankah Erry dan Edwin "mengalah" kepadanya?
7. Hasrul Azwar
PPP adalah Hasrul Azwar atau sebaliknya. Hasrul Azwar adalah PPP. Di Sumut begitu dia dicitrakan. Belum lama ini diangkat Presiden Jokowi menjadi Duta Besar RI untuk Maroko.
Karena sering disebut sebagai sosok yang licin, bak ikan belut dilumuri oli, Hasrul juga calon kuat. Oleh PPP dia ditempatkan di nomor 1.
8. Heri Zulkarnain
Sekarang memimpin DPD Partai Demokrat Sumut sebagai pelaksana ketua. Masih menjabat anggota DPRD Medan. Dicalonkan di nomor urut 2.
Masih terdapat sejumlah nama caleg lain dari dapil Sumut I yang sesungguhnya juga ditunggu publik Sumatera Utara kabarnya apakah kelak terpilih atau tidak. Misalnya, Sofyan Tan dan Irmadi Lubis dari PDIP. Namun dianggap efek kejutnya berbeda dengan nama-nama di atas.