Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, kembali mengingatkan pentingnya peran ulama dalam mengawal perjalanan bangsa ini ke depan. Karena itu, seorang pemimpin yang disebut dengan umaro, harus menjadikannya sebagai rujukan dan tempat bertanya.
Hal itu disampaikan Gubsu pada acara Tabligh Akbar bertema Hijrah Menuju Ridho Ilahi di Masjid Al-Musannif, Jalan Cemara Medan, Minggu (28/4/2019). Dirinya pun menyebutkan bahwa untuk jadi pemimpin atau umaro serta mengemban peran sebagai ulama, ada syarat yang harus dipenuhi dan cukup berat. Sebab, menurutnya kedua golongan itu sangat penting bagi kehidupan sosial.
“Saya harus hadir kemari. Saya sekaligus perkenalan, nanti seandainya insya Allah Anda masuk surga, tolong cari saya kalau saya belum kelihatan,” ujar Gubsur dalam sambutannya di hadapan seribuan jamaah tabligh yang memadati kawasan masjid.
Sulitnya menjadi pemimpin atau umaro, kata Gubsu, tercermin dari tugas dan tanggung jawab yang besar. Begitu juga dengan ulama, bagaimana masyarakat menjadikan para pemuka agama tempat untuk bertanya, meminta nasihat atau tempat referensi, sehingga gubernur merasa tak bisa berjalan baik menjalankan tugas, jika tidak ada ulama.
“Bayangkan, kalau saya sekarang tidak ada tempat bertanya, bisa hancur yang saya pimpin ini. Karena sejatinya, manusia pasti punya salah,” sebutnya.
Apalagi, lanjut Gubsu, kemerdekaan Indonesia bukan hanya peran tentara, melainkan juga ada para ulama. Karena itu, baginya ulama harus berada di kasta yang dihormati. Bagaimana rasa hormat tersebut ditunjukkan masyarakat dengan mendengarkan nasihat dan ilmu yang bermanfaat.
“Jangan sampai ulama mengejar umaro. Sudah terbalik itu, bisa porak poranda bangsa ini. Untuk itu saya yang datang ke sini, apa yang bisa saya lakukan. Karena bukan ulama yang datang, kami yang mendatangi ulama,” tambah Gubsu.
Selain itu, Gubsu juga mengingatkan kepada generasi muda yang akan meneruskan peran ulama kelak, untuk tetap mengedepankan kepentingan umat atau orang banyak. Bagaimana pengajaran yang diberikan selama ini, diamalkan sebaik-baiknya. Sebab jika seorang pemimpin syaratnya adalah atas keinginan umat yang ingin dipimpin.
“Kalau imam (salat) itu syaratnya jelas. Harus hafal Alquran, harus benar bacaannya. Beda dengan makmum (yang dipimpin), siapa saja bisa selama dia sudah Syahadat,” ujarnya.
Sementara Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, yang hadir beberapa saat kemudian, menyampaikan syukur atas terlaksananya acara Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah di Sumut.
Untuk itu dirinya berharap kegiatan keagamaan sekaligus silaturahmi seperti itu bisa terus terjaga dan dilaksanakan oleh generasi mendatang, sehingga budaya yang baik tersebut diturunkan kepada anak cucu kelak.