Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sayembara Monolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara (Disbudpar Sumut) bekerja sama dengan Bengkel Monolog berakhir, Selasa (30/4/2019). Hasil penilaian dewan juri terdiri Teja Purnama, Porman Wilson Manalu dan Sukisno, menempatkan Eva Susanti sebagai juara pertama sayembara monolog yang diikuti 26 peserta itu.
Berikutnya juara kedua Desi Arini dan juara ketiga Fadiya Aura Diza. Sedangkan pemenang harapan satu Eka Brenta, harapan dua Dina Mariana, dan harapan tiga Della Matondang.
Kepala Disbudpar Sumut, Hj Hidayati dalam pidato tertulisnya dibacakan Kepala Taman Budaya Sumatra Utara (TBSU), Deny Elpriansyah, mengatakan, sayembara monolog itu merupakan bagian dari upaya pembinaan, pengelolaan, serta pelestarian seni budaya daerah dan sekaligus memperingati HUT ke-71 Pemerintah Provinsi Sumut.
Dijelaskan Hidayati, monolog kata mempunyai peran sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian, juga berfungsi sebagai penegasan keinginan atau harapan tokoh terhadap sesuatu hal.
"Monolog bisa dalam bentuk emosional, penyesalan atau berandai-andai. Monolog sebagai karya seni juga sangat melekat pada kehidupan manusia, karena di dalamnya terkandung ekspresi dan resepsi aspek-aspek kemanusiaan," papar Hidayati.
Dalam konteks keindonesiaan, kata dia, monolog memiliki karakter yang bisa dikaitkan dengan nilai kejuangan dan ikon karakter bangsa. Sedangkan dalam konteks mutakhir monolog menggenapi entitas kemajemukan dan dinamika budaya Indonesia.
"Kemajemukan dan dinamika tersebut menjadi kekuatan yang mendukung tetap eksisnya keutuhan sebuah bangsa. Karenanya sayembara monolog menjadi penting bagi pengembangan diri mahasiswa, pelajar dan seniman. Mudah-mudahan upaya pembinaan ini bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya," ujar Hidayati.
Adapun cerita monolog yang ditampilkan pada sayembara monolog itu, "Nyonya Kasih" karya Teja Purnama, "Sepatu Aira" karya Bunda Jibril Zuhra, "Aeng" karya Putu Wijaya, "Prita Istri Kita" karya Arifin C Noer, dan sejumlah judul monolog lainnya.