Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Nama Mandapot Pasaribu mendadak populer. Sebab, dia unggul sesuai hasil perhitungan suara pada Pileg 17 April 2019. Padahal caleg Partai Perindo di Dapil 2 Kota Sibolga itu hanya seorang sopir angkutan kota (angkot).
Banyak orang tidak menyangka kalau Dapot (sapaan akrabnya) akan menjadi anggota DPRD Kota Sibolga. “Tidak menyangka ya. Tapi kami kawan-kawan sesama sopir angkot ikut merasa bangga,” ujar Very Ginting (45), saat ditemui di pangkalan angkot, Jumat (3/5/2019). Very bersyukur ada rekannya yang akan menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif. Dia berharap Dapot mampu menjadi sosok yang dapat diandalkan untuk menyuarakan aspirasi para sopir angkot. “Selama ini Lae Dapot ini kami kenal sebagai orang baik dan bawaanya sederhana. Kami berharap kalau ada keluhan atau aspirasi kami, Lae Dapot ini nanti bisa membantu,” ujar Very diamini rekan lainnya. Ditemui di rumahnya di Jalan Sibualbuali, No 5, Kelurahan Huta Tongatonga, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga, Jumat (3/5/2019), Dapot tampak sedang bersiap-siap untuk pergi “menarik”. Seperti hari biasanya, dia sudah keluar jam 6 pagi. Tapi siang itu Dapot pulang istirahat sebentar ke rumah. Angkotnya nomor 01 jurusan Sibolga-Pandan. “Beginilah, namanya sopir angkot,” ujar Dapot ditemani istri tersayang Novita Eriance Hutagalung dan anak semata wayangnya Gabriel Pasaribu. Dapot tak sungkan mengutarakan bagaimana perjuangan hidupnya hingga kemudian memberanikan diri untuk mencaleg. Pria berkulit gelap itu lahir di Sigoringgoring, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah pada 4 Juli 1979. Setelah tamat sekolah dasar (SD) di kampung kelahirannya, dia melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Kota Medan. Hingga kemudian dia mendapat kerja sebagai salesman di PT Cocacola Medan. “Dari Medan saya pindah wilayah kerja ke Kota Sibolga tahun 2005. Lalu tahun 2009, saya keluar dan mulai nyopir angkot sampai sekarang. Saya juga pernah jadi paralong-along (penjual ikan), melaut juga, ah banyaklah,” ungkap Dapot. Dapot mengaku dirinya tertarik dan terjun ke dunia politik pada tahun 2013. Itu didorong oleh keinginan membantu masyarakat kecil untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang selayaknya dari pemerintah. Meski masih awam berpolitik, ia memberanikan diri mendaftar menjadi kader Nasdem. Namun karena terjadi pergantian pengurus, Dapot memutuskan hengkang dari Nasdem. Hingga kemudian dilirik menjadi kader PKPI dan sempat mencaleg di tahun 2014. “Waktu mencaleg dari PKPI tahun 2014 itu saya masih gagal. Cuma dapat 270-an suara,” beber Dapot. Hingga kemudian muncul partai baru, Perindo. Dapot mengaku tertarik ke Perindo karena hadir langsung berbuat untuk masyarakat. “Saya tertarik ke Perindo karena melihat di televisi, Pak HT (Hary Tanoesoedibjo) itu sosialnya tinggi kepada masyarakat. Biarpun belum ada kadernya yang duduk, tapi sudah bikin bedah rumah, kasih gerobak jualan, dan progam lainnya yang menolong masyarakat,” ujarnya. Cuma Pasang 2 Baliho Mandapot Pasaribu kemudian menceritakan bagaimana perjuangannya selama mencaleg di tahun ini. Semua dilakukannya dengan penuh kerja keras dan doa kepada Tuhan. Rintangan hingga cemooh dilalui dengan besar hati. Diakuinya, keputusannya mencaleg didorong oleh seorang teman yang merupakan pengurus Partai Perindo Sibolga. “Dia meyakinkan saya untuk bergabung dan mencaleg lagi di Pileg 2019 ini. Saya juga termotivasi oleh pernyataan Sekjen Perindo yang saat rapat bilang 'siapa di sini mantan salesman, Anda sudah 50 persen menang. Karena salesman itu bisa menjual barang yang tidak laku',” beber Dapot.