Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pada Maret 2019, Sumatra Utara (Sumut) lagi-lagi tekor berdagang dengan Cina. Ini membuat pada triwulan I (Januari-Maret) 2019, Sumut sudah tekor senilai US$ 118,272 juta. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, ekspor Sumut ke Cina pada triwulan I-2019 hanya US$ 198,626 juta. Sedangkan impor Sumut di periode yang sama mencapai US$ 316,898 juta.
Tekornya Sumut berdagang dengan Cina salah satunya karena ekspor Sumut ke Negeri Tirai Bambu tersebut pada triwulan I-2019 melorot 23,08% atau US$ 95,100 juta menjadi US$ 316,898 juta dari US$ 411,998 juta pada triwulan I 2018.
Memang di triwulan I-2019, Sumut tak hanya tekor berdagang dengan Cina. Karena Sumut juga tekor berdagang dengan Malaysia senilai US$ 58,498 juta, Australia senilai US$ 63,585 juta, Argentina senilai US$ 66,600 juta, dan singapura senilai US$ 81,179 juta. "Namun perdagangan dengan Cina mencatatkan defisit tertinggi," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Senin (6/5/2019).
Di triwulan I-2019, impor Sumut terbesar memang berasal dari Cina dengan porsi 27,84% dari total impor Sumut senilai US$ 1,138 miliar. Ini juga yang menjadi masalah pembangunan di wilayah Sumut. Karena daerah ini banyak mengandalkan barang-barang dari Cina sehingga menambah beban bagi defisit neraca perdagangan.
Kalau seandainya barang yang masuk ke Sumut dari Cina tersebut adalah berupa barang modal, kata pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, tentunya defisit ini tidak begitu dipermasalahkan.
"Sayangnya, impor kita dari Cina didominasi oleh barang-barang konsumsi. Padahal barang konsumsi yang menjangkau end user tersebut belum sepenuhnya mampu diimbangi oleh produk yang sama yang mampu dihasilkan dari Sumut. Ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemprovsu bagaimana menggenjot ekspor ke Cina untuk mengatasi defisit perdagangan yang semakin lebar ini," katanya.