Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Seorang ayah menyuruh anaknya membeli koran pagi. Dia disebut sukses jika kemudian anaknya pulang membawa suratkabar. Bukan rokok. Harganya pun tidak di-mark up. Dibeli pagi itu juga, bukan siang hari. Begitulah, sederhananya ilustrasi tentang kepemimpinan.
Lalu, bagaimana dengan memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD)? Syahdan, Selasa siang, (7/5) ini, pukul 14.00 WIB, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi akan mengumumkan pejabat eselon II yang baru, yakni para kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara.
Apalagi proses assessment (penilaian) pejabat eselon II yang diikuti 49 orang beberapa waktu yang lalu sudah selesai. Assessment memberi indikator bagi gubernur tentang seorang pejabat, apakah kompeten atau tidak?
Saya kira, 49 orang yang sudah di-assesment itu akan beredebar-debar menungunya. Semoga tetap pada posisinya. Mungkin, akan dirotasi. Atau malah nonjob.
Kepemimpinan adalah seberapa jauh seseorang mempengaruhi keberhasilan – dalam hal ini OPD -- dalam mencapai tujuannya.
Bennis (1959) mengatakan bahwa ”kepemimpinan adalah suatu proses seorang pemimpin mendorong bawahan agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan.” Ada pengarahan dan pengkoordinasian seperti dikemukakan oleh Fiedler (1967).
Ahli manajemen Peter Drucker mengatakan bahwa pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan mewujudkannya, secara jelas dan nyata.”
Seorang kepala OPD harus ahli dalam menyusun strategi untuk mencapai visi dan misi OPD. Dia seorang perencana yang ulung.
Namun dia pun seorang eksekutor yang tidak ragu-ragu menjalankan strategi yang telah disusunnya. Dia pun menyusun job deskripsi, siapa yang melakukan apa dengan menimbang faktor skill, ketrampilan dan bakat sumber daya manusia (SDM) yang dipimpinnya.
Ibarat kata pepatah, maaf, nan pekak penembak meriam, nan buta pengembus. Setiap orang akan berguna sepanjang the right man on the right place.
Seorang kepala OPD wajib punya kecakapan pribadi. Memiliki cakrawala pemikiran yang luas sehingga dapat menginspirasi para stafnya. Semoga tidak masuk tak membuat genap, keluar tak membuat ganjil. He-he, bagai antah di tepi gantang, kata pepatah klasik.