Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-com. Libertina Lase tampil sebagai juara touring lomba irit satu liter Yamaha Mio Series yang dilangsungkan di Gunung Sitoli, Kepulauan Nias, Sumatra Utara, Sabtu (27/04/2019). Lomba tersebut sekaligus sebagai bukti teknologi blue core yang disematkan pada mesin Yamaha, memiliki konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit hingga 50%.
Libertina Lase berhasil membawa sepeda motornya sejauh 73,5 km hanya dengan satu liter bensin. Yuniman Zega berada di posisi kedua, setelah sepeda motornya berhasil dikendarai sejauh 62,7 km dengan satu liter
bensin. Sedangkan Dedi Syahputra Humendru berhasil menduduki urutan ketiga usai mengendarai motornya sejauh 58,7 km dengan seliter bensin.
SPV Promotion and Motorsport PT Alfa Scorpii, Yansen Agus Lie sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut mengatakan, touring lomba irit satu liter Yamaha Mio Series tersebut guna membuktikan keiritan produk Yamaha. Khususnya produk Yamaha yang sudah menggunakan teknologi blue
core.
"Selama ini image Yamaha itu kan boros. Namun melalui lomba tersebut kami membuktikan teknologi blue core menjadikan konsumsi bahan bakar jauh lebih irit ," kata Yannsen dalam keterangan tertulisnya yang
diterima medanbisnisdaily.com, Selasa (07/05/2019).
Yansen mengatakan, motor Yamaha yang telah mengadopsi teknologi Blue Core, memiliki konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit hingga 50%. Varian matic keluaran terbaru Yamaha umumnya sudah dilengkapi dengan teknologi blue core seperti All New Soul GT, Mio Series, FreeGo, Lexi dan NMAX.
Yansen menyebutkan, blue core sebenarnya merupakan penyempurnaan dari mesin yang sudah ada, terutama penyempurnaan bagian sistem pembakaran, sehingga konsumsi bahan bakarnya bisa jauh lebih irit, di sisi lain tenaganya juga bisa lebih besar.
"Ada beberapa yang berubah di ruang bakar yang dioptimalkan dengan cara mengganti tipe ruangnya dari pen floor yang mirip atap rumah menjadi emispherical (combustion chamber) atau setengah lingkaran," terangnya.
"Mio yang keluaran dulu pakai pen floor, bahan bakar tidak terbakar sempurna, sehingga masih meninggalkan kerak karbon terutama di pinggir piston. Sementara dengan tipe setengah lingkaran, ketika pembakaran terjadi, proses pengapiannya merata kiri kanan atas bawah, sehingga bensin terbakar sempurna, membuatnya jadi irit dan tenaga jadi lebih besar," tambahnya.
Perubahan lainnya, lanjut dia, yakni bahan logam pembentuk silinder beralih menjadi alumninium atau yang dikenal dengan teknologi forged piston dan diasil. Teknologi sebenarnya mengadopsi mesin yang dipakai
pada motor balap Yamaha, kemudian diterapkan pada motor-motor baru Yamaha saat ini.
"Diasil ini dibuat Yamaha sejak 1991, awalnya untuk kebutuhan tim MotoGP agar bisa mengurangi bobot mesin, dibuatlah dari alumnium karena lebih ringan seperti yang ada pada motor YZR-M1 Valentino Rossi. Dan itu sudah terbukti, makanya kita berani jaminan garansi 5 tahun atau minimal 50.000 km kondisinya masih bagus," jelas Yansen.
Aluminium yang lebih ringan pada silinder, juga membuat pelepasan panas jadi lebih baik. Ditambahkannya, apalagi motor Yamaha saat ini sudah menggunakan sistem injeksi. Perubahan pada piston dan silinder
ini juga membuat gesekan antar mesin jauh berkurang. Pada sistem pendingin mesin, pabrikan berlogo garpu tala ini bahkan membuat motor berteknologi blue core memiliki kipas pendingin lebih besar, kemudian sirip-sirip pendingin dibuat lebih tipis, namun jumlahnya lebih banyak sehingga pelepasan panas bisa lebih optimal. Yamaha menyematkan teknologi oil jet piston fuel, dimana ada jalur khusus minyak pelumas di bagian bawah piston yang bisa menyemprot ke atas.
"Yang paling panas di mesin tentu ruang pembakaran, yang pertama kali menerima panas ya piston sehingga otomatis suhunya tinggi, makanya ketika ada oli dari jalur khusus yang menyemprot piston dari
bawah itu bisa efektif mendinginkan mesin. Jadi blue core ini satu komponen keseluruhan dari perubahan-perubahan mesin tadi," kata Yansen.
Dengan blue core, motor Yamaha jauh lebih irit dengan pemakaian 1 liter BBM bisa digunakan untuk menempuh 50-60 km, bahkan bisa di atas 70 km jika pengendara konsisten mengendarai motor pada mode eco riding dan kondisi jalan yang baik.
"Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi BBM seperti kondisi jalan, kepadatan lalu lintas, beban pengendara, bahkan hembusan angin. Kalau Mio rata-rata bisa 50-60 km untuk 1 liter, bahkan pengujian kita bisa sampai 78 km, sementara Nmax angka rata-ratanya sekitar 45 km untuk 1
liternya," pungkas Yansen.