Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Tidak ada “orang luar.” Empat belas orang para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprovsu yang dilantik Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Selasa (7/5) lalu adalah mereka yang selama ini berkiprah di Sumatera Utara.
“Orang luar” yang dimaksud adalah mereka yang, he-he, maaf, “diimpor” dari luar daerah, misalnya dari Pulau Jawa atau dari Jakarta.
Kemungkinan itu mengemuka karena beberapa waktu lalu, Edy Rahmayadi mengisyaratkan ketidak-puasannya terhadap hasil assesment (penilaian) jabatan eselon dua. Masih banyak yang mendapatakan nilai rendah.
“Agak bingung saya dengan assesment ini, mau saya suruh ulangi, kok rendah-rendah sekali hasil dari penilaian,” katanya, beberapa waktu lalu. Katanya, waktu itu, dia masih mencari orang-orang terbaik dan memiliki pengalaman dalam mengemban tugas.
Bila tidak ada juga yang dapat memenuhi standar, Edy akan mencari hingga keluar Sumatera Utara. "Mencari yang terbaik di antara kita, kalau tidak ada di sini aku akan cari tempat lain, kalau perlu sampai Jakarta," ujarnya.
Eh, akhirnya Edy Rahmayadi melantik 14 orang Kepala OPD, yang berasal dari sumber daya manusia (SDM) daerah ini. Tak satu pun yang direkrut dari luar daerah. Saya kira, inilah optimalisasi dari assesment.
Toh, Gubernur Sumatera Utara itu telah memindahkan alias me-nonjob-kan 10 pejabat eselon II. Mereka umumnya menjadi pejabat fungsional di berbagai dinas dan badan di lingkungan Pemprovsu.
Stop press. Ternyata masih ada pelantikan eselon dua jilid II dalam waktu dekat ini. Juga pelantikan direksi PT Perkebunan Sumut, PT Dhirga Surya Sumut dan PT Pembangunan Prasarana Sumut. Sebelumnya, direksi PDAM Tirtanadi juga sudah dilantik.
Termasuk juga bagi dinas, biro dan badan yang pimpinannya lowong karena pensiun akan dilakukan melalui proses lelang dan assesment.
Memang berbicara tentang “orang luar” ada plus minusnya. Boleh jadi mereka merupakan tenaga fresh, dan akan berkreatif karena menghadapi tantangan baru. Tapi sebaliknya mereka belum berpengalaman di daerah ini, sehingga memerlukan masa adaptasi, baik secara kultural maupun psikologis.
Adapun para insider (orang dalam) sudah mengenali daerah ini, sehingga bisa full speed dan tak memerlukan masa adaptasi. Semoga tidak sampai terjebak rutinitas agar bisa berpacu untuk berinovasi dan menciptakan terobosan yang out of the box demi Sumut bermartabat.