Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah tokoh ulama, pimpinan pondok pesantren, pimpinan majelis tariqoh, cendekiawan muslim, da'i, pimpinan majelis ta'lim, dan santri se-Sumatra Utara (Sumut) mengeluarkan 9 rekomendasi pasca dilangsungkannya Pemilu 2019. Kesembilan rekomendasi tersebut dikeluarkan melalui Multaqo Ulama yang digelar di Hotel Emerald Garden, Jalan Putri Hijau, Medan, Sabtu (11/5/2019).
Adapun isi rekomendasi itu adalah:
Ketua Forum Pesantren dan Da'i Bersatu Sumut, H Rudi Suntari S.Ag menyampaikan, kegiatan ulama ini menunjukkan peran serta para ulama dalam membangun dan mempersatukan bangsa, khususnya memberikan kecerdasan dalam dunia politik di negara.
"Karena dua kontestan telah (selesai) bertarung, sehingga harus ada juru damai. Dan juru damainya adalah para ulama," ungkapnya kepada wartawan.
Menurut Rudi, Pemilu di Sumut telah berjalan secara positif, aman, damai dan kondusif. Tentunya, hal ini kata dia, tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan kepolisian.
"Karenanya kita berterima kasih kepada masyarakat Sumut yang sudah berperan aktif dalam Pemilu dan juga kepada Polda Sumut terutama Kapolda Irjen Pol Agus Andrianto yang telah peduli menjaga keamanan sumut," jelasnya.
Bagi Rudi, people power adalah Pemilu itu sendiri dan tak ada yang lain. Sebab melalui Pemilu seluruh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya.
"Jadi langkah kita adalah, kembali ke peran ulama untuk mencerdaskan bangsa, bukan ikut berperang sesama muslim atau dengan non muslim, tapi mengisi kemerdekaan ini," tandasnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris NU Deli Serdang, Mukti Ali Harahap mengaku sangat menyambut baik multaqo ini sebagai moment untuk me-review kembali perjuangan Islam membela tanah air.
"Betapa pentingnya ulama untuk merajut bangsa. Bahwa tokoh ulama harus hadir ditengah-tengah bangsa," sebutnya.
Cendekiawan Muslim, Faisal Ananda menambahkan, persoalan hubungan Islam dan Indonesia sebetulnya sudah selesai. Karenanya, menurut dia, tidak perlu lagi ada yang mempersoalkan hubungan Islam dan Indonesia.
"Negara lain sudah selesai urusan ideologi, dan mereka sudah fokus dengan persaingan global, terutama di bidang ekonomi dan teknologi. Jadi pesantren harus bangkit, dengan menjadi tonggak pembangunan sentra-sentra ekonomi," ujarnya.