Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kebijakan pengenaan tarif tambahan oleh Amerika Serikat (AS) menjadi 25% dari 10% terhadap barang-barang asal Cina senilai US$ 200 miliar, akan mempengaruhi perekonomian nasional termasuk Sumatra Utara (Sumut). Pasalnya, perang dagang yang masih berlanjut tersebut berpeluang menciptakan ketidakseimbangan perekonomian global dan banyak negara yang mengalami kontraksi hingga benar-benar nantinya bisa mencapai titik keseimbangan baru.
Dan untuk Sumut, perang dagang yang terus berkecamuk ini juga menjadi ancaman serius. Apa sebabnya? Selama ini Cina yang menjadi salah satu negara tujuan ekspor Sumut, akan mengalami tekanan akibat kenaikan tarif.
"Jadi ekonomi Cina akan lebih banyak menderita, sehingga permintaan akan komoditas dari negara lain berpeluang mengalami penurunan termasuk dari Sumut. Padahal, selama ini kita sudah tekor berdagang dengan nilai yang cukup besar. Jadi ada kemungkinan nilai defisit itu akan semakin lebar dan ini kabar buruk untuk ekonomi kita," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (13/5/2019).
Jika nantinya Cina pada akhirnya harus mengurangi ekspornya ke AS, dan sebagian ekspor ke AS baik secara langsung maupun tidak langsung banyak menggunakan kebutuhan komoditas dari wilayah Sumut, sudah pasti permintaan akan komoditas unggulan Sumut mengalami penurunan. Ini yang pada akhirnya akan membuat ekspor Sumut ke negara lain juga berpeluang mengalami penurunan. Khususnya ke wilayah Cina.
Begitupun, belum bisa dipastikan berapa besar kerugian yang akan dialami Sumut. Paling cepat respon itu akan terlihat pada harga komoditas unggulan Sumut di pasar internasional.
"Selanjutnya baru kita akan lihat tren permintaan komoditas Sumuy secara kuantitas yang nantinya baru akan terasa dan dihitung sebagai kemungkinan terciptanya akselerasi atau kontraksi di wilayah ini," kata Gunawan.
Tapi, Sumut memang harus mewaspadai kemungkinan terburuk jika Donald Trump tidak merubah kebijakannya. Sumut bisa saja seperti tahun 2018 kemarin. Proses diversifikasi negara tujuan ekspor juga tidak sebegitu mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Konsumsi komoditas unggulan Sumut sebagai cara untuk mengurangi beban dari perang dagang yang sebenarnya bisa diandalkan. Tetapi hal itu butuh waktu dan tidak bisa merealisasikannya dalam waktu singkat.