Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina kian berkecamuk. Sebelumnya Presiden Donald Trump menaikkan tarif untuk sejumlah barang-barang dari Cina, yang semula 10% menjadi 25% senilai US$ 200 miliar. Kebijakan tersebut langsung mendapat serangan balasan dari Cina yang juga menaikkan tarif untuk US$ 60 miliar produk impor asal AS. Terakhir kali Cina melakukan aksi balas tarif dengan AS pada akhir tahun 2018 lalu.
Serangan balasan ini mengukuhkan bahwa perang dagang antara kedua negara tersebut benar-benar terjadi yang mengakibatkan pasar terpuruk. Bukan hanya bursa global, kondisi bursa Asia juga tidak kalah buruk. Bahkan dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus dibuka dengan pelemahan cukup dalam karena nyaris mencapai 1%.
Pada sesi pembukaan perdagangan Selasa (14/5/2019) pagi, IHSG langsung 'drop' di level 6.081,87 atau melemah 0,87%. "Penyebabnya masih perang dagang antara AS-Cina. Jika kondisi itu berlanjut, maka pelemahan IHSG sulit diredam apalagi jika tidak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menopangnya," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah juga tidak kalah buruk dari IHSG. Mata uang Garuda ini langsung jeblok di level Rp 14.455 per dolar AS. Pelemahan rupiah disinyalir karena banyak yang beralih ke dolar AS pasca perang dagang AS-Cina kian memanas.
Menurut Gunawan, terpuruknya pasar keuangan ini memunculkan kekhawatiran baru di pasar keuangan nasional.