Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terpukul. Rupiah kembali mendekati level Rp 14.500 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Selasa (14/5/2019). Penurunan rupiah kali ini tertekan oleh aksi balas balasan perang tarif AS dan Chna yang mengkhawatirkan pasar keuangan.
Ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini, AS dan Cina justru memperkeruh keadaan ekonomi global. "Tak hanya rupiah yang mengalami pelemahan, mata uang negara emerging market lainnya juga tampak melemah," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Perkembangan terbaru dari perang dagang AS-Cina adalah serangan balasan Cina yang akan memberikan tambahan bea masuk barang impor asal AS senilai US$ 60 milliar dengan tarif antara 5-25% yang mulai diberlakukan pada 1 Juni mendatang. Gejolak ekonomi makro yang seperti ini sangat berimbas pada keuangan baik investasi, nilai tukar dan harga barang.
Selain itu dari dalam negeri, neraca perdagangan RI diperkirakan turun dari perkiraan dimana ekspor disinyalir akan turun akibat lesunya permintaan dari luar negeri. Perlu langkah dan kebijakan konkrit yang harus diambil pemerintah sebagai antisipatif. Pasalnya tekanan dari dalam dan luar negeri cukup kuat menekan laju pertumbuhan ekonomi. Apalagi keputusan Pilpres terpilih di tahun 2019-2024 mendatang masih wait and see.
Disisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan pelemahan. IHSG tertekan cukup dalam beberapa hari terakhir. IHSG ditutup turun 64 poin atau turun sebesar 1% di level 6.071. IHSG diperdagangkan di rentang 6.097-6.033.
Penurunan indeks saham, kata Gunawan, tidak hanya dirasakan di Indonesia. Bahkan indeks saham di Jepang sudah 7 hari berturut-turut mencatatkan penurunan. Begitu juga dengan indeks saham Shanghai dan Shenzhen yang berada di Cina yang terimbas langsung dengan perang dagang AS dengan Cina. Mayoritas bursa Asia turun dimana Shanghai turun 0,692%, Shenzhen turun 0,624%, Hangseng turun 1,5%, dam STI turun 0,6%.