Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Broker properti di Sumatra Utara (Sumut) harus berbenah dan 'mengantongi' sertifikasi profesi untuk melindungi komsumen. Sertifikasi ini sangat penting mengingat bisnis properti tumbuh sangat pesat di Sumut.
Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggriono Sutiarto, mengatakan, tentunya harus ada undang-undang pelaksanaan yang mengatur tentang kegiatan para broker. Dengan begitu, pelaku usaha juga mengetahui ada aturan yang mengawal tentang usaha tersebut.
"Kita tahu, banyak pelanggaran yang dilakukan broker-broker. Misalnya, konsumen sudah memberikan uang muka dengan menitipkannya ke broker, tapi mereka (broker) kabur. Ini melanggar undang-undang properti dan ini yang akan kita antisipasi," katanya, Rabu (15/5/2019).
Dengan adanya sertifikasi, katanya, jika ada pelanggaran maka akan lebih gampang mendeteksi. Keuntungan dari sertifikasi ini, paling tidak konsumen terjamin dan jika ada kerugian bisa langsung ditindak ke broker yang menanganinya.
Saat ini, di Indonesia sudah banyak broker properti yang tersertifikasi diantaranya di Jakarta, Bali, Jawa Barat dan Batam. Di Sumut baru mulai karena baru terbentuk Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) dan informasinya sudah ada sekitar 500 broker.
Ditekankan Veri, pihaknya tidak akan mempersulit para broker untuk mengurus sertifikasi dan itu gratis dilakukan secara online.
"Makanya harus segera punya sertifikasi. Nantinya, akan adanya sanksi administratif dan sanksi pidana ancaman 4 tahun penjara dengan denda Rp 10 miliar bagi yang melanggar," katanya.
Ketua DPD AREBI Sumut, Leo Mulijono, mengatakan, AREBI sudah ada di Indonesia sekitar 20 tahun. Sedangkan di Sumut baru terbentuk dan ada 13 perusahan yang sudah bergabung dan 6 yang baru mendaftar.
Rencananya, akan ada sertifikasi broker properti di Sumut pada Juli mendatang. Ditargetkan, secara personel akan diikuti sekitar 30 orang. "Namun melihat respon yang positif dari broker, Kami optimis lebih dari 30 broker yang akan mengikuti sertifikasi," katanya.
Di Medan sendiri, katanya, belum banyak broker yang tersertifikasi. Jumlahnya hanya satu atau dua broker dan itu pun yang berpengalaman di Jakarta dan kembali ke Medan.