Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perbankan di Sumatra Utara (Sumut) kesulitan untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK). Hal itu membuat pertumbuhan DPK perbankan Sumut pada triwulan I-2019 hanya 2,3% menjadi Rp 226,58 triliun.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, pertumbuhan DPK pada triwulan I-2019 merupakan yang terendah dalam 5 tahun terakhir. "Tahun-tahun sebelummya, pertumbuhan DPK bisa di kisaran 10%," katanya, Rabu (15/5/2019).
Wiwiek mengatakan, himpunan DPK Sumut pada triwulan I-2019 didominasi oleh tabungan sebesar 46% atau Rp 104,23 triliun dari total DPK. Diikuti deposito sebesar 39,2% atau Rp 88,82 triliun dari total DPK dan giro sebesar 14,8% atau Rp 33,53 triliun.
Tapi di triwulan I-2019, himpunan giro turun 9,6%. Namun, deposito masih bisa tumbuh 4,8% dan tabungan tumbuh 4,6%.
Wiwiek mengatakan, penurunan DPK kemungkinan karena menurunnya harga komoditas sehingga pendapatan masyarakat Sumut menurun. "Sumber ekonomi Sumut kan banyak dari sektor pertanian terutama perkebunan. Jadi, harga komoditas yang menurun ikut mempengaruhi pendapatan masyarakat," katanya.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, tren perkembangan suku bunga yang cenderung turun dan penurunan harga komoditas menjadi alasan mengapa DPK sulit digenjot.
"Pertumbuhan 2,3% memang menunjukkan bahwa penetrasi perbankan mengalami tekanan. Kondisi bisnis yang masih lesu seiring dengan memburuknya ekonomi nasional dan global juga turut nenjadi faktor lesunya perolehan DPK belakangan ini," katanya.