Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pelaksanaan Pemilu serentak 2019 sangat menyita banyak energi masyarakat. Bagaimana tidak, saat masa kampanye dimulai masyarakat tudah terpolarisasi atau terbelah karena mendukung salah satu pasangan calon (Paslon).
Pasca pemungutan suara, tensi politik tidak juga turun. Sebab, kelompok yang tidak puas dengan pelaksanaan Pemilu menyuarakan people power. Namun, people power yang disuarakan saat ini lebih kepada upaya mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara.
Ketua Umum Badko HMI Sumut, Alwi Hasbi Silalahi, mengungkapkan, sebelum tanggal 22 Mei 2019, masyarakat akan terus berbicara tentang gerakan people power.
"Sebelum tanggal 22 Mei banyak orang yang berbicara people power. People power sesungguhnya bagaimana berfikir Indonesia lebih maju," ujarnya dalam acara Forum Diskusi Positive People Power with Positive Power dengan tema
Tekad Positif Menuju Indonesia Emas 2045 di Hotel Grand Ina, Rabu (15/5/2019).
Turut hadir dalam kesempatan itu Rektor Universitas Dharmawangsa, Dr Kusbianto. Korwil GMKI Sumut, Gito Pardede. Ketua IPNU Sumut, Muslim Pulungan. Dosen Universitas Krina Upayana, Ade Reza Hariyadi dan Pengamat Politik, Aulia Andri.
Alwi menilai gerakan people power yang disuarakan saat ini lebih kepada gerakan makar. Ia membandingkan antara gerakan people power yang digaungkan saat ini dengan people power 1998 lalu.
"1998 dan saat ini beda, dahulu kondisi ekonomi sulit, krisis, makanya ingin menumbangkan rezim saat itu. Kalau saat ini tidak demikian," terangnya.
Badko HMI Sumut, kata dia, ingin fokus bagaimana membuat atau berfikir untuk Indonesia lebih maju ketimbang membuat masyarakat pusing.
"Hari ini kita ditantang untuk pemanfaatan perdagangan digital, melalui kegiatan ini melahirkan kegiatan positif," terangnya.