Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Kenaikan harga menjelang libur hari-hari besar kerap terjadi. Bukan hanya terhadap kebutuhan pokok tapi pada sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Untuk itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Samosir mengantisipasi kenaikan harga kamar hotel melalui surat edaran.
Dispar Samosir memprediksi puncak libur lebaran jatuh pada tanggal 4-5 Juni 2019. Surat edaran yang dikirim untuk pelaku usaha pariwisata terkait standar pelayanan dan harga ke hotel-hotel. Isi suratnya berupa imbauan agar tidak membuat kenaikan harga melebihi 100%.
"Surat sudah kita edarkan kepada seluruh pelaku usaha pariwisata, termasuk harga permainan air, terkait standar pelayanan dan harga. Saat ini, sudah beredar hampir 80%," kata Kepala Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Robintang Naibaho, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (16/5/2019) menyikapi akan adanya kenaikan-kenaikan harga kamar hotel hingga hari H Idul Fitri 2019.
Ia menyebutkan, setelah surat diedarkan, pihaknya akan kembali turun untuk monitoring menindaklanjuti realisasi surat edaran itu. Dan seminggu sebelum puncak hari lebaran, akan kembali melakukan survei dadakan langsung kepada konsumen atau wisatawan, apakah kenaikan harga lebih dari 100%.
"Kita tekankan, harga itu teregister. Kalau masalah high season, kita tekankan kenaikan jangan lebih dari 100%, harus dibawah 100%," ucap Robintang.
Namun, kata Robintang, bisa saja masyarakat atau pengunjung tidak komplain ketika harga naik, namun pelayanan dimantapkan. "Kita sarankan begitu. Harus ada servis," ujarnya.
Sementara itu, terkait 2 unit bus wisata Samosir yang dioperasikan setiap Sabtu dan Minggu memanjakan para pengunjung untuk mengunjungi 12 objek wisata sesuai rute yang sudah ditentukan dengan biaya standar, yakni Rp 50.000/orang, khusus anak-anak usia dibawah 12 tahun Rp 25.000 per orang. Menyikapi kemungkinan banyaknya permintaan pemakaian pada libur lebaran, ia menyebut belum bisa memastikan apakah bisa dioperasikan setiap hari atau tidak.
"Kalau itu, nanti masih akan dibahas. Tetapi yang pasti, sedang kita koneksikan, supaya ada usaha-usaha kuliner masyarakat di 12 objek wisata sesuai rute bus kita, agar ada daya tarik pengunjung," katanya.
Sejauh ini, tambahnya, sudah ada 2 titik objek yang sudah memilki, yakni di objek hutan pinus Tele dan air terjun Efrata di Harian. "Kemudian di objek wisata Holbung sedang diupayakan agar ditingkatkan lagi kulinernya sesuai permintaan para wisatawan," tambah Robintang.
Mengenai progres operasi 2 unit bus wisata Samosir sejauh ini, ia menyampaikan, rutin berjalan, tetapi belum banyak pemakainya. "Bus itu sebenarnya bukan fokus ke bisnis, tetapi lebih kepada promosi dan konektivitasnya terhadap objek-objek wisata sesuai rutenya. Dan sebenarnya target kita adalah wisatawan mancanegara," tutup Robintang.