Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah beberapa hari terseret arus pelemahan nilai tukar mata uang di Asia, mata uang rupiah berhasil menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 14.443.
Rupiah berhasil menguat pasca Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga BI 7-day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75% melalui keputusan Rapat Dewan Gubernur BI pada 15-16 Mei 2019.
"Keputusan ini dirasa mampu untuk menahan gejolak perlambatan ekonomi global yang mencuat saat ini dan menstabilkan ekonomi serta meningkatkan ekspor. Saya kira salah satu faktor BI menahan suku bunga kali ini adaah dengan mempertimbangkan likuiditas di perbankan yang sudah stabil sehingga tidak perlu melakukan perubahan apa pun yang justru dapat merusak kestabilan," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (16/5/2019).
Saat ini ekonomi dalam negeri cukup tertekan akibat merosotnya neraca perdagangan, pelemahan rupiah dan investasi yang terimbas oleh sentimen eksternal dan internal. Diharapkan dengan adanya penetapan suku bunga ini direspon positif pelaku pasar keuangan.
Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri, kini masih terus tertekan. IHSG yang sebelumnya masih berupaya naik sempat berhasil kembali ke level 6.009. Namun ini tidak berlangsung lama, hingga akhirnya IHSG ditutup turun 85 poin atau turun 1,42% di level 5.895. Pelemahan IHSG beberapa hari terakhir hampir mencapai penurunan 10%.
"Saya kira kondisi IHSG saat ini masih rentan. Namun jika dibandingkan dengan pelemahan saham di bursa global, pelemahan IHSG ini masih ditopang oleh aksi beli investor domestik," kata Gunawan.
Dari luar negeri, Indeks saham Korea tertekan 1,19%, Kospi tertekan 1,55%, Philippina jatuh 1,34%, Nikkei Osaka turun 0,59% dan Kuala Lumpur turun 0,44%. Sementara itu, seluruh sektor saham dalam negeri juga melemah dengan pelemahan rata-rata 1%.