Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini mengalami tekanan yang cukup dalam. Dalam seminggu IHSG sudah berkurang 4% lebih dan kembali ke level 5.000 an.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono W. Widodo menerangkan ada beberapa hal yang membuat IHSG terus melemah belakangan ini. Salah satunya kinerja keuangan emiten di kuartal I-2019 yang di bawah ekspektasi.
"Kalau kita lihat dari perusahaan tercatat pada kuartal I itu memang lebih rendah dari pada perkiraan analis. Jadi analis ini banyak yang melakukan downgrade," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Faktor kedua, keluarnya data-data makro ekonomi yang tidak menggembirakan. Data terakhir yang keluar tentang neraca perdagangan per April 2019 yang mengalami defisit atau tekor sebesar US$ 2,50 miliar. Angka itu berasal dari nilai ekspor US$ 12,6 miliar dan impor sebesar US$ 15,10 miliar.
Angka defisit neraca dagang per April 2019 ini menjadi yang paling besar sepanjang republik ini merdeka atau sepanjang sejarah. Sebelumnya, defisit terdalam terjadi pada Juli 2013 sebesar US$ 2,3 miliar.
"Lalu yang ketiga, situasi politik. Meskipun enggak parah-parah banget tapi tetap menimbulkan semacam kekhawatiran dan juga enggak bisa dihindari bahwa kenyataannya perang dagang masih menjadi headline di mana-mana. Kalau Amerika Serikat masih batuk-batuk seluruh dunia kena, termasuk Indonesia. Jadi penyebabnya itu," tambahnya.
Seluruh faktor tersebut terjadi hampir bersamaan. Alhasil IHSG tak mampu membendung serangan berbagai sentimen negatif itu. BEI selaku wasit pasar modal pun mengaku khawatir dengan kondisi itu.
"Apakah kami worry? Tentunya kami worry tapi apakah ini menjadi kejadian yang luar biasa, saya rasa enggak. Jadi menurut saya bisnis as usual no reason to get panic. Enggak ada alasan untuk panic saat ini," tambahnya.
Meski begitu, Laksono yakin setelah KPU mengumumkan hasil Pemilu dan berjalan aman, pasar akan kembali kondusif. Meskipun faktor pemilu tidak begitu besar.
"(Investor asing) ada worry, walaupun yang asing lebih banyak at the moment lebih kepada faktor fundamental dan kondisi makro saat ini," tutupnya.
Sekedar informasi, IHSG pada awal tahun berada di kisaran 6.100an. IHSG juga sempat menyentuh level 6.600an.
Namun belakangan ini IHSG terus melemah. Dari awal tahun IHSG tercatat melemah 5,2%. Bahkan selama sepekan kemarin IHSG turun 6,16% ke level 5.826,87 dari 6.209,12. Investor asing juga telah melakukan aksi jual selama sepekan sebesar Rp 3,16 triliun.(dtf)