Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 80 poin atau naik 1,37 % di level 5.907. Level tertinggi IHSG berada di level 5.930 dan terendah berada di level 5.767.
Kinerja IHSG awalnya sempat membuat pelaku saham lemas karena penurunan yang terus menerus dalam 5 hari berturut-turut hingga membawa IHSG di kisaran 5.700an.
"Namun pelemahan IHSG yang signifikan tersebut dijadikan momen yang pas bagi pelaku saham untuk berbondong-bondong membeli saham sehingga naiknya permintaan ini menggiring kenaiakan IHSG," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Senin (20/5/2019).
Gunawan mengatakan, pelemahan IHSG dalam 2 pekan terakhir yang cukup signifikan memang memberikan kekhawatiran bagi pelaku saham bahkan BEI. Namun hal itu tidak perlu diikuti oleh kepanikan yang akibatnya justru menekan IHSG.
Sebelumnya, IHSG sudah pernah melewati fase-fase krisis yang lebih mengkhawatirkan, yakni krisis 2008 dan 1998 sehingga IHSG akan mampu melewati fase perlambatan pertumbuhan ekonomi global sekarang ini.
IHSG sebenarnya tergolong cukup kuat merespons tekanan eksternal dan internal saat ini jika dibandingkan dengan indeks saham bursa global lainnya. Sekarang ini saja, Nasdaq masih turun 1%, NYSE turun 0,63%, Hangseng turun 0,56%, Shanghai turun 0,4% dan STI turun 0,77%.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah justru jeblok ke level Rp 14.471 per dolar AS. Saat ini, BI sudah menekan pelemahan nilai tukar rupiah melalui transaksi Domestic Non Delivery Forward (DNDF). Diharapkan dengan adanya respons positif BI, akan bisa membantu penguatan rupiah sehingga mata uang Garuda tidak jatuh lebih dalam lagi.