Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Beijing - Tiga maskapai terbesar China meminta Boeing untuk membayarkan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakan grounding Boeing 737 MAX dan pengiriman yang tertunda. Sejak dua tragedi Lion Air dan Ethiopian Airlines beberapa bulan lalu, Boeing 737 MAX di-grounded secara global hingga kini.
Pengajuan kompensasi ini muncul saat masa-masa sensitif hubungan China dan Amerika Serikat (AS), dengan pertikaian soal tarif impor yang mencapai puncak saat AS menuduh China mundur dari semua aspek kesepakatan perdagangan yang diajukan.
Peningkatan tarif terbaru yang diterapkan pemerintah AS terhadap produk impor China senilai US$ 200 miliar telah memicu kekhawatiran bahwa China akan melakukan balasan terhadap perusahaan-perusahaan AS.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/5/2019), Air China Ltd dan China Southern Airlines Co Ltd menyatakan mereka turut berpartisipasi dalam permohonan kompensasi yang terlebih dulu diumumkan China Eastern Airlines Corp Ltd awal pekan ini.
China diketahui menjadi negara pertama yang meng-grounded Boeing 737 MAX sekitar dua bulan lalu setelah tragedi Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan 157 orang pada Maret lalu. Tragedi tersebut menjadi yang kedua setelah tragedi Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang.
"China telah meng-grounded 96 pesawat, sekitar 4 persen dari jumlah total pesawat. Isu grounding memicu kerugian besar bagi maskapai-maskapai China," sebut pakar penerbangan China, Li Xiaojin, kepada Reuters.
Li memperkirakan, kerugian harian akibat aktivitas grounding itu mencapai sedikitnya 100 ribu Yuan (Rp 211 juta) per pesawat untuk masing-masing maskapai.
"Potensi kerugian juga besar. Pertumbuhan lambat dalam jumlah penumpang di bandara-bandara utama China pada bulan Maret dan April, sebagian besar disebabkan oleh grounding pesawat 737 MAX, menurut perhitungan saya," sebut Li.
Data dari regulator aset negara China menyebut jumlah Boeing 737 MAX yang dioperasikan tiga maskapai terbesar China mencapai 53 pesawat.
Di luar China, maskapai yang meminta kompensasi dari Boeing antara lain Turkish Airlines, United Airlines, Ryanair dan Flydubai. dtc