Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Aksi 21-22 Mei lalu membuat beberapa sektor terkena imbasnya, seperti yang dialami beberapa industri di dalam negeri. Namun dalam hal produksi kendaraan, hal tersebut ternyata tak berpengaruh banyak.
Sebab, bila berbicara industri manufaktur yang paling berpengaruh adalah hal-hal yang bisa berdampak sangat signifikan dalam jangka waktu yang panjang (long-term). Sebagaimana diungkapkan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono.
"Kalau saya sih, melihat (hal yang berdampak pada industri manufaktur) bukan 1-3 bulan ke depan, tetapi 2-3 tahun ke depan. Karena berkaitan dengan rasa percaya terhadap investor. Tentang suasana saat ini, toh hanya 1-2 hari, hanya di sektoral saja (tidak masif). Sebab di kami, bicaranya selalu potensi market Indonesia dalam jangka panjang, kebijakan pemerintah bagaimana, dan sebagainya," katanya kepada beberapa wartawan di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
"Jadi ya tidak signifikan, khususnya pada jangka panjang nanti. Sebab hal paling penting itu adalah dampak di long-term-nya," lanjut Warih.
Walaupun seperti itu, pihak Toyota Indonesia mengaku prihatin atas kejadian serangkaian aksi ini. Diharapkan segala permasalahannya selesai dan tak terlalu berlarut-larut.
Kembali ke dampak industri manufaktur di TMMIN terhadap kejadian yang kian meresahkan ini, Warih menyatakan para investor masih bersedia berkerja sama dengan baik. Sebab aksi demo dinilai suatu yang lumrah atas sistem demokrasi di suatu negara.
"Kegiatan seperti ini kan di seluruh dunia ada. Jadi ya kita memastikan ke investor bahwa kegiatan ini adalah demokrasi yang lumrah di suatu negara, jadi biasa saja. Yang paling penting adalah, bagaimana pemerintah dan dunia usaha terus berkembang untuk makin kompetitif, baik di domestik maupun dunia internasional," tutup Warih.(dto)