Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Masih mengenakan pakaian Pramuka, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi menjumpai para insan pers (wartawan) pada acara silaturahmi sekaligus buka puasa bersama, Jumat (24/5/2019). Dia didampingi Plt Kepala Biro Humas Pemprov Sumut, Fitriyus dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Sumut, Hermansjah, duduk bersila di sebelah kirinya.
Ratusan wartawan hadir di acara yang digelar di rumah dinas gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan itu. Diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan tausiyah dari guru besar UIN Sumut. Edy baru berbicara kurang lebih 20 menit jelang berbuka puasa.
Edy yang mantan Pangkostrad berusaha berbicara santai. Mengingatkan agar wartawan tak salah kutip pernyataannya. Karena bisa membikin kehebohan se-Indonesia. Seperti pernyataannya beberapa waktu lalu yang menyebutkan akan mundur sebagai pemimpin jika tak didukung rakyat.
"Saya kalau tak dipaksa wartawan (sambil mengarahkan pandangannya pada Hermansjah) takkan mau jadi gubernur. Ada delapan orang waktu itu mereka datang ke rumah saya, memaksa agar saya mau jadi gubernur," kenang Edy.
Ketika itu, ungkapnya, malam hari. Tak disebutkannya siapa bersama Hermansjah wartawan yang memaksanya jadi gubernur. Hermansjah yang merupakan wartawan SKH Analisa tersenyum mendengar pernyataan Edy.
Lanjutnya, sesungguhnya sebagai prajurit Edy bercita-cita meraih jabatan puncak, yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Sejak resmi dilantik menjadi tentara berpangkat Letda dia sudah bermimpi jadi KSAD. Namun berhenti hanya sampai Pangkostrad, yakni jenderal bintang tiga. Kemudian menjadi gubernur sejak September tahun lalu.
Keinginannya menjadikan Sumut sebagai provinsi yang bermartabat, ujarnya, membutuhkan peran wartawan. Dia perlu ada kuli tinta memberi masukan kepadanya. Untuk itu berbagai hal kepada para jurnalis akan digunakannya agar dapat memberi masukan.
"Tapi ada yang tak bisa dibuka ke wartawan, rusak nanti kalian buat. Bukan berarti yang tak dibuka itu akan menghancurkan pembangunan di Sumatera Utara," tegasnya.
Walau tak membuka keseluruhan tentang Sumut kepada wartawan, Edy berjanji tak akan pernah menipu. "Untuk apa aku menipu kalian," terangnya.