Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Warga Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, terus mengeluhkan belum tertanganinya jalan rusak parah ruas jalan Pangaribuan-Garoga berstatus provinsi, khususnya di Garoga.
Untuk kesekiankalinya, warga kembali mendesak Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruski Sumut, untuk segera memperbaiki jalan rusak parah yang sudah terjadi puluhan tahun itu.
Kini, perhatian warga Garoga kembali tertuju pada kerusakan jalan itu, karena saat ini sudah mulai memasuki musim mudik libur Lebaran 2019. Karena itu pula, saat ini lalu lintas di ruas jalan Pangaribuan-Garoga itu semakin ramai.
Di Garoga, musim mudik Lebaran selalu ramai setiap tahun. Banyak perantau dari Medan, Batam, Pekanbaru dan Pulau Jawa pulang kampung. Meski bukan mayoritas, namun Warga Garoga banyak juga merayakan Idul Fitri.
"Kami setiap hari resah karena harus melalui jalan rusak yang panjangnya masih lumayan. Memang sebagian sudah bagus sejak akhir 2017 kemarin," ujarnya Rahmad, salah seorang warga program transmigrasi di Desa Simpang Bolon, Garoga, lewat telepon seluler, Rabu (29/5/2019).
Kades Padang Siandomang, Arifin Sormin, mengatakan kerusakan jalan persis mulai dari Desa Sibaganding yang berbatasan dengan Kecamatan Pangaribuan, kemudian hingga sebagian besar terusan jalan Pangaribuan-Garoga di Desa Padang Siandomang dan di Desa Aek Tangga, masih rusak parah.
Camat Garoga, Josua Situmeang, juga mendesak perbaikan jalan rusak parah tersebut. "Baik oleh kami dan warga, oleh Pak Bupati Taput Nikson Nababan dan Anggota DPRD Taput yang berasal dari Garoga termasuk masyarakat Garoga di Medan dan di daerah lainnya, sudah lama mengusulkan perbaikan jalan ini," sebut Josua.
Pada akhir Maret 2019, Muspika dan warga bergotong royong memperbaiki jalan rusak, khususnya menutup lubang-lubang jalan yang selama ini menyulitkan warga melintas. "Namun itu belumlah cukup, yang diharapkan warga, tentunya penanganan hingga di hotmix," jelas Josua.
Disebutkannya, jalan rusak parah yang terjadi sejak puluhan tahun itu, sangat meresahkan masyarakat. "Mereka tiap hari kesulitan melintas, hasil bumi dan pertanian terjual murah, waktu habis di perjalanan, kelelahan dan rugi juga secara ekonomi," jelas Josua.
Selain jalan rusak, jalan longsor di Desa Najumambe, Pangaribuan di ruas jalan Pangaribuan-Garoga yang terjadi 4 tahun lalu, belum juga ditangani provinsi. Jalan longsor itu mengancam keselamatan penggun jalan.
"Karena tidak ditangani sejak awal terjadinya longsor, maka kondisinya hingga saat ini semakin parah dan mengancam keselamatan jiwa setiap orang ataupun pengendara yang melintas," ujar Josua.