Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Menjadi tradisi bagi sebahagian kalangan masyarakat menjelang Lebaran Idul Fitri menyediakan panganan tradisional berupa dodol. Saat dipenghujung Ramadan, pembuatan Dodol atau kebanyakan orang bersuku Mandailing menyebutnya Gulame akan meningkat.
Dodol selalu menjadi menu pelengkap hidangan saat Lebaran Idul Fitri. Menu khas itu selalu menghiasi meja hidangan di setiap rumah warga. Meski zaman sudah semakin berkembang, makanan warisan itu tetap jadi idola oleh sejumlah masyarakat di Rantauparapat.
Seorang warga Rantauprapat, Elies Br Harahap, saat Ramadan tiba selalu memproduksi dodol untuk dijual kembali. Katanya, membuat dodol hanya membutuhkan waktu beberapa jam. Dimulai dari memanaskan santan kelapa kental, memasaknya dengan menyeduh adonan tepung pulut putih/hitam.
Kemudian, dodol dimasak dengan kuali besi ukuran besar yang menggunakan api panas. "Di atas api yang dibiarkan terus menyala, adonan terus berkesinambungan diaduk hingga akhirnya kental dan kenyal," urainya, Rabu (29/5/2019) di Rantauprapat.
Setelah matang, adonan dodol kental, kemudian dikemas dalam bungkusan. Ada yang memasukkan ke dalam plastik. "Juga paling sering warga membukusnya ke dalam sumpit (pembungkus dari dedaunan)," tambahnya.
Mengenai cita rasa, rata-rata penikmatnya cukup memberikan nilai yang memuaskan untuk sebuah hidangan panganan yang menjadi makanan tradisi jelang lebaran. Ada dua varian dodol di sana. Dodol pulut putih dan dodol pulut hitam.
Mereka, kata dia menyiapkan dodol jika ada pesanan warga dan tetangga lainnya. Dan mengenai tarif harga terbilang murah. Hanya Rp120.000/kg. "Atau 4 bungkus ukuran sumpit 250gram. Belum termasuk ongkos kirim untuk ke luar kota," ujarnya.
Menurut dia, bagi yang berminat memesan dodol mereka, dapat menghubungi nomor kontak 0853-6178-8858.
Ket poto
Panganan dodol atau Gulame dalam kemasan (fajar dame harahap)