Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Sejumlah pihak mendukung Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Gunungsitoli, H Abdul Hadi yang mengusulkan pembangunan tempat ibadah Muslim di dalam kawasan Perkantoran Terpadu Kota Gunungsitoli. Akan tetapi untuk menjaga tali persaudaraan antar sesama PNS usul pembangunan musala harus berdampingan dengan pembangunan gereja bagi umat Nasrani.
" Apa yang disampaikan MUI tentang usulan pembangunan musala kepada Pemko Gunungsitoli, saya setuju", kata Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) NU Sumatera Utara, Abdul Majid, Jumat (31/5/2019).
Abdul Majid yang juga Kepala Kantor Kesbangpol yang berlokasi di dalam Kompleks Perkantoran Terpadu Desa Dahana memberitahu PNS Kesbangpol beragama Islam 3 orang.
"Saya biasanya pulang ke rumah atau ke masjid terdekat menunaikan salat pada jam dinas. Sekitar 4 KM juga kan dari sini," ujarnya.
OPD yang berkantor di Kompleks Perkantoran Terpadu saat ini terdiri dari BPMDK, Ispektorat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kebangpol, BPBD, dan BPPT Perizinan, serta rencana kantor dinas lainnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dahana, Elpiter Harefa menyerahkan sepenuhnya kepada Pemko Gunungsitoli. "Saya tidak menolak Muslim tetapi perlu diatur pengeras suara adzan bila ada bangunan musala agar tidak mengganggu warga sekitar," ujarnya.
Menurutnya, usul pendirian musala di komplek Perkantoran Pemko alangkah baiknya jika berdampingan dengan bangunan gereja.
"Kita meniru gaya Kota Kendari, masjid dan gereja satu dinding. Begitu juga di daerah Batubara, Lima Puluh. Bangunan Gereja HKBP dan GKII berdampingan dengan masjid. Tidak ada masalah", ungkapnya.