Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Begitu tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sabtu (1/6/2019) dalam rangka meninjau arus mudik Lebaran, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, langsung menyoroti mahalnya tiket pesawat. Ia melihat pengumuman tarif batas atas dan tarif batas bawah pesawat sebagaimana keputusan menteri perhubungan, yang terpampang di bagian depan pintu masuk lantai dasar bandara itu.
Misalnya tarif pesawat Medan-Bandung seharga Rp 1.910.000 (tarif tertinggi) dan Rp 637.400 (tarif terendah). Kemudian Medan-Jakarta seharga Rp 2.083.900 (tarif tertinggi) dan Rp 798.000 (tarif terendah).
Mendapatkan penjelasan dari Direktur Keamanan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Dadun Kohar, soal tarif pesawat itu, Gubernur Edy tampak kesal.
"Iya kalau begitu penjelasan Bapak soal tarif batas atas, kan faktanya semua tak ada yang ke batas bawah, selalu ke tarif batas atas. Ini kan memberatkan rakyat, saya datang ke sini juga menyampaikan keluhan rakyat," ujar Edy.
Kepada Edy, Dadun Kohar didampingi Executive General Manager PT Angakasa Pura II (Persero) Cabang Kualanamu, Bayuh Iswantono, mengatakan pihaknya hanya bertugas mengawasi agar maskapai jangan sampai mematok tarif di luar batas akhir dan batas bawah tersebut.
Menjawab pertanyaan wartawan soal tanggapannya atas peninjauan itu, Gubsu Edy Rahmayadi menyebutkan masyarakat banyak memilih tidak naik pesawat dalam mudik Lebaran 2019 karena harga tiket mahal.
"Orang tak punya duit, mau pulang nggak bisa dia, jadi diurungkanlah dia tak pulang tahun ini mungkin," ujar Edy yang hadir bersama Ketua DPRD Sumut, Wagirin Arman, dan Kadis Perhubungan Sumut, Abdul Haris Lubis, menjawab wartawan.
Lalu apakah kemudian Gubernur Edy memprotes mahalnya harga tiket pesawat itu kepada pemerintah?, Edy tampak enggan. "Tapi kan saya tak bisa berbuat apa-apa. Coba mau saya apain itu kalau sudah dibilang begitu (Keputusan Menhub). Kalau sekarang tak elok ini kita ngomong, nanti lain pula, terjatuhkan kita ini itu segala macam. Nantilah habis habis (habis Lebaran)," sebut Edy.
Walau begitu, Edy Rahmayadi mengatakan Bandara Kualanamu adalah salah satu aset Sumatra Utara. Karenanya, dia pun tak ingin kalau bandara itu sepi dari aktivitas penerbangan.