Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Importir Cina bersiap-siap mengajukan keringanan tarif impor yang dikenakan untuk lebih dari 700 produk Amerika Serikat, akibat perang dagang antarkedua negara.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan Cina menyatakan akan mulai menerima pengajuan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (5/6/2019), berdasarkan situs resmi kementerian, ada beberapa daftar barang yang bisa diringankan tarif impornya, antara lain daging sapi dan babi, kedelai, batu bara dan scrap tembaga.
Dispensasi tersebut berlaku untuk tarif yang dikenakan pada Juli tahun lalu terhadap produk-produk AS senilai US$50 miliar sebagai balasan kebijakan serupa yang diterapkan Pemerintah AS kepada barang asal Cina. Pemerintah Negeri Tirai Bambu telah menerapkan tarif tambahan pada ribuan barang AS seiring dengan ekskalasi perang dagang.
Pemerintah Cina pada bulan lalu menyatakan akan memulai program keringanan tarif karena kekhawatiran kenaikan biaya impor akibat perang dagang semakin memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Importir harus mengajukan aplikasi pada periode 3 Juni hingga 5 Juli 2019 untuk mendapatkan keringanan tarif impor. Gelombang kedua akan diberikan untuk tarif yang dikenakan pada barang AS senilai U$60 miliar pada September tahun lalu.
Kementerian menyebutkan pengajuan aplikasi gelombang kedua akan dibuka pada 2 September mendatang.
Pihak yang mengajukan keringanan tarif diharuskan sebagai bagian dari kegiatan impor di Cina, yang meliputi importir, konsumen, dan asosiasi industri. Kementerian menambahkan bahwa beberapa keringanan dapat berlaku surut.
Asosiasi industri didorong untuk mewakili anggota mereka dalam membuat aplikasi. Pihak yang mengajukan keringanan tarif juga harus menjelaskan jika pengenaan tarif berdampak serius terhadap bisnis perusahaan dan industri secara keseluruhan. Mereka juga perlu menjelaskan apabila terdapat alternatif impor selain dari AS.
Namun, kementerian tidak menyebutkan kapan keringanan tarif akan diberikan.(bisnis.com)