Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - DKI Jakarta tidak melarang adanya pendatang baru usai Lebaran. Namun, pemprov akan melakukan pendataan bagi orang-orang yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta.
"(Pendataan) tanggal 14 sampai tanggal 25 Juni. Datang semua baru kita data," ucap Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Dhany Sukma, kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (10/6/2019).
Pelaksanaan pendataan dilakukan setelah Operasi Ketupat 2019 berakhir pada 13 Juni 2019. Dinas Dukcapil akan memetakan berapa banyak dan wilayah mana yang dikunjungi oleh pendatang baru.
"Ini kan dalam rangka pelayanan dan pembinaan kependudukan ya. Tahap awal yang kita lakukan adalah pendataan. Pendataan melibatkan RT dan RW, jadi RT dan RW melakukan pendataan sehingga dari pendataan itu akan teridentifikasi mana spot-spot atau area-area yang dominan pendatang barunya," ucap Dhany.
Setelah itu, pemerintah provinsi akan melakukan program bina kependudukan. Program ini tak hanya menyasar masyarakat yang belum ber-KTP DKI Jakarta.
"Dari sana, tanggal 26 sampai 3 Juli, kita akan lakukan insyaallah layanan bina kependudukan. Kita akan utamakan atau prioritaskan bukan hanya warga nonpermanen (tak ber-KTP DKI), tapi juga warga Jakarta yang juga tidak memiliki dokumen kependudukan. Misalnya tidak punya akta kelahiran, kita penuhi kebutuhannya, dengan dokumen yang sifatnya kependudukan," ucap Dhany.
Pendatang baru yang terdata harus melaporkan diri kepada pihak kelurahan sehingga mereka mendapatkan Surat Keterangan Domisili Sementara (SKDS).
"Idealnya, kalau kita menyadari sebagai warga negara, kan sebaiknya dilakukan pelaporan. Karena kita punya pelayanan di kelurahan, di sanalah. Nanti kita keluarkan SKDS, nanti outputnya data," ucap Dhany.
Dhany menyebut, pendatang baru yang datang ke Jakarta paling banyak bekerja di sektor swasta. Sisanya, kata dia, adalah pelajar lalu orang yang berlibur.
"Mereka yang datang ke Jakarta kan ada beberapa motif, ekonomi, pengembangan karier bekerja, ada yang sekolah. Apalagi berbarengan kelulusan anak sekolah, sehingga mereka datang banyak juga menimba ilmu dan sekolah. Kalau dari data yang masuk kepada kita, mayoritas 31 persen di sektor swasta, kedua pendidikan, pendidikan kurang lebih 23 persen," ucap Dhany.
Sementara itu, Jawa Tengah menjadi daerah yang diprediksi paling banyak mendatangkan pendatang baru. "Jawa Tengah paling banyak masuk, kedua Jawa Barat," ucap Dhany. dtc