Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Neraca perdagangan Sumatra Utara (Sumut) dengan 5 negara mitra utama per April 2019 sangat mengecewakan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, provinsi ini tekor berdagang senilai US$ 501,078 juta.
Secara rinci, kerugian Sumut terbesar dengan Singapura senilai US$ 126,041 juta, di mana ekspor Sumut hanya US$ 25,460 juta, sedangkan impornya senilai US$ 151,502 juta. Kemudian dengan Cina senilai US$ 122,570 juta, di mana ekspor Sumut senilai US$ 300,815 juta dan impor di periode yang sama senilai US$ 423,384 juta.
"Sumut juga merugi berdagang dengan Australia. Ekspor Sumut ke negara tersebut hanya US$ 32,381 juta sedangkan impor US$ 118,152 juta. Itu artinya, Sumut merugi hingga US$ 85,771 juta," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Selasa (11/6/2019).
Selanjutnya, negara mitra utama yang membuat Sumut tekor adalah Malaysia senilai US$ 83,692 juta, di mana ekspornya US$ 62,236 juta sementara impor mencapai US$ 145,928 juta. Terakhir, Sumut juga buruk berdagang dengan Argentina. Pasalnya, Sumut hanya mampu merealisasikan ekspor ke negara tersebut senilai US$ 3,036 juta, sementara impor Sumut hingga US$ 86,041 juta.
Tren defisit neraca perdagangan Sumut dengan negara mitra utama, kata pengamat ekonomi Vincent Wijaya, harus menjadi perhatian serius. Karena jika tren defisitnya terus naik maka harus ada upaya untuk menurunkannya. Salah satunya dengan menambah jumlah kuantitas ekspor Sumut ke negara-negara mitra utama tersebut.
"Sumut juga harus berupaya agar tidak selalu mengandalkan barang-barang dari negara sehingga menambah beban bagi defisit neraca perdagangan. Kalau seandainya barang yang masuk ke Sumut adalah berupa barang modal, tentunya defisit ini tidak begitu dipermasalahkan. Tetapi jika seandainya justru defisit ini didominasi oleh barang-barang konsumsi, tentu menjadi masalah besar. Karena itu sulit diputus permintaaannya," katanya.