Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Marelan. Berbagai upaya dilakukan petambak untuk membudidayakan ikan air payau, guna menopang kehidupan ekonomi keluarga. Seperti yang dilakukan Alamsyah (40) warga kawasan Danau Siombak Lingkungan 7 Kelurahan Payapasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan ini.
Alamsyah yang semula sebagai petani tambak air payau, kini beralih menjadi agen bibit ikan air payau, seperti nila, bandeng, kakap, mas dan gurami. "Menjual bibit lebih menguntungkan dari pada langsung sebagai petambak," ujar ayah empat orang anak tersebut ketika ditemui medanbisnisdaily.com di lokasi pembibitan ikan nila di kawasan Danau Siombak, Kelurahan Payapasir, Medan Marelan, Kamis (13/6/2019).
Dikatakan Alamsyah, dalam sepekan dirinya bisa menjual 300 ribu bibit ikan nila, selain udang, bandeng, kakap dan ikan mas. "Namun yang sering dipesan petambak adalah bibit ikan nila, mengingat nila merupakan jenis ikan air payau yang kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Bibit ikan nila itu sendiri dipasok dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan pengambilah harga yang berpariasi sesuai dengan ukuran bibit, sambungnya. Bila tejual 300 ribu bibit ikan nila dalam sepekan, Alamsyah bisa memperoleh keuntungan Rp 3 juta kotor setelah di kuarkan biaya produksi.
Dikatakannya, saat ini persaingan harga penjualan bibit ikan nila di Marelan, Percut, Belawan, Hamparan Perak, dan sekitarnya tumbuh subur yang jumlah agen mencapai belasan orang, sehingga membuat harga bibit nila juga bersaing.
"Dalam satu kantungan plastik berisi 1.000 ekor bibit ikan nila beruluran 1 ince ada yang menjual Rp 70.000 hingga Rp 100.000," ujarnya.
Keuntungan dari penjualan bibit ikan air payau yang yang berlangsung selama 11 tahun, Alamsyah bisa membangun rumah, menutupi biaya anak sekolah dan keperluan sehari-hari," ujar ayah satu orang putra dan 3 orang putri tersebut.
Sedangkan lokasi bibit disebelum dibeli konsumen, terlebih dahulu di letakkan dalam kerambah kolam yang berukuran 800 m3.
Menurut Alamsyah, sistem pengairan terhadap bibit nila harus terkontrok oksigennya, sehingga bibit yang berada di dalam kerambah membutuhkan dua unit blower sebagai alat bantu oksigen di dalam kolam. Selain itu, kontrol air yang masuk dan keluar dari kolam juga tetap diperhatikan, agar bibit ikan sebelum jatuh kepada petambak tetap sehat.
Mengenai pakan, Alamsyah cukup menaburkan pelet 99 khusus untuk bibit ikan yang memiliki vitamin yang tinggi. "Untuk jumlah bibit yang mencapai 300 ribu ekor, mengabiskan 1,5 kg/hari," katanya.