Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pusat kota Hong Kong pada Rabu, 12 Juni 2019 dipenuhi pendemo yang menolak rancangan undang-undang ekstradisi ke China. Dalam foto yang menampakkan ribuan pendemo tersebut, tampak kantor pusat Bank Negara Indonesia (BNI) cabang Hong Kong yang tutup. Namun, General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi mengatakan, sejauh ini aktivitas kantor dan layanan kirim uang ke Indonesia tak terganggu.
"Kita tetap buka dan beroperasi seperti biasa. Tapi kita selalu koordinasi dengan kepolisian setempat dan melakukan buka tutup saja gate utamanya," ungkap Wan Andi Aryadi kepada detikFinance, Kamis (13/6/2019).
Lalu, Wan Andi mengatakan, gerai remitansi BNI letaknya jauh dari lokasi yang dipenuhi pendemo tersebut. Sehingga, layanan remitansi atau kirim uang ke luar negeri tak terganggu.
Selain itu, karena unjuk rasa terjadi di hari kerja, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) biasanya jarang melakukan aktivitas kirim uang ke gerai remitansi BNI di Hong Kong yang memiliki 4 gerai tersebut.
"Kebetulan kemarin kan hari kerja ya, jadi PMI (Pekerja Migran Indonesia) kita nggak libur, jadi memang di hari kerja nggak begitu ramai. Di samping itu outlet BNI Remittance, kita punya 4 outlet, seluruhnya jauh dari lokasi demo," terang Wan Andi.
Sebagai informasi, Ribuan demonstran yang memprotes Rancangan Undang-undang (RUU) ekstradisi di Hong Kong kembali berkumpul pada Kamis (13/6) waktu setempat. Otoritas Hong Kong pun menutup kantor-kantor pemerintahannya sebagai antisipasi menindaklanjuti potensi pecahnya bentrokan terbaru.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (13/6), sejumlah demonstran berkumpul di sekitar gedung parlemen Hong Kong, yang menjadi lokasi bentrok pada Rabu (12/6) kemarin. Anak-anak sekolah ikut bergabung dengan kerumunan demonstran pada hari ini.
Dilaporkan bahwa kerumunan yang berawal dari hanya 20 demonstran pada Kamis (13/6) pagi menjadi ribuan orang pada siang hari.
Para personel polisi antihuru-hara lengkap dengan helm dan tameng pelindung juga telah bersiaga di ruas-ruas jalanan yang menjadi tempat berkumpulnya para demonstran. Jejeran van kepolisian diparkir tak jauh dari lokasi. Beberapa polisi lainnya terlihat memeriksa identitas orang-orang yang hendak menggunakan komuter.
Otoritas Hong Kong menutup kantor-kantor pemerintahan yang ada di distrik finansial kota tersebut hingga akhir pekan nanti. Keputusan ini diambil setelah bentrokan pecah dalam aksi protes yang diikuti puluhan ribu orang pada Rabu (12/6) waktu setempat.
Dalam bentrokkan itu, polisi menembakan gas air mata dan peluru karet serta menggunakan semprotan merica untuk membubarkan para demonstran. Otoritas rumah sakit Hong Kong menyebut sedikitnya 72 orang dilarikan ke rumah sakit hingga Rabu (12/6) malam waktu setempat.
RUU ekstradisi yang akan berlaku untuk seluruh warga Hong Kong, warga negara asing dan warga China yang tinggal atau bepergian ke Hong Kong, itu dikhawatirkan akan melemahkan penegakan hukum di Hong Kong. Diketahui bahwa RUU ekstradisi itu akan mengizinkan ekstradisi ke setiap yurisdiksi yang sebelumnya tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong, termasuk China daratan.
Aksi memprotes RUU itu digelar sejak Minggu (9/6) lalu, yang saat itu diklaim diikuti oleh lebih dari 1 juta orang, yang tercatat sebagai unjuk rasa jalanan terbesar sejak penyerahan Hong Kong ke China oleh Inggris tahun 1997 lalu.
Pada Rabu (12/6) malam waktu setempat, ribuan demonstran tetap bertahan di dekat gedung parlemen atau Dewan Legislatif Hong Kong di distrik Admiralty. Ribuan demonstran lainnya mundur ke distrik bisnis Central. Salah satu demonstran, Ken Lam, menyatakan akan tetap berunjuk rasa hingga RUU ekstradisi dicabut.
"Saya tidak tahu apa rencana para demonstran hari ini, kami akan mengikuti saja, tapi kami pikir jumlahnya akan lebih kecil dari kemarin dan akan berlangsung damai, setelah apa yang terjadi kemarin," ucapnya. dtc