Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tobasa. Melalui Toba Caldera World Music Festival (TCWMF), Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) berupaya memperkenalkan keindahan Bukit Singgolom, Desa Lintong Ni Huta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatra Utara, kepada sejumlah musisi dunia. Hal itu dikatakan Direktur Pemasaran BPODT Basar Simanjuntak saat pembukaan TCWMF 2019, di Pendopo Kantor Bupati Tobasa, Kamis malam (13/6/2019).
"Dari Bukit Singgolom, view Danau Toba bisa dilihat 360 derajat. Kita pilih Singgolom, juga sebagai upaya untuk pengembangan daerah setempat," kata Basar.
Ditambahkan Basar, TCWMF 2019 merupakan kegiatan luar biasa karena digelar outdoor selama 3 hari. Selain itu juga didukung setidaknya 10 kementeriaan. Ini membuktikan keseriusan pemerintah Indonesia untuk mengangkat pariwisata Danau Toba.
Direktur TCWMF, Irwansyah Harahap, menambahkan, konsep world music menganut prinsip mengakomodir musik tradisi sebagai akar masyarakat dan menjalin interaksi dengan musik dunia.
"World music adalah musik yang hidup dimana warga dunia berinteraksi lewat musik dan memperkenalkan akar kebudayaannya masing-masing," kata Irwansyah.
Sementara itu, Bupati Tobasa Darwin Siagian dalam pidato tertulisnya yang dibacakan Kadis Pariwisata Tobasa, Audy Murphy Sitorus sangat mengapresiasi TCWMF 2019. Menurutnya, kegiatan ini akan mendongkrak pariwisata di Tobasa di mata dunia. Danau Toba harus diperkenalkan ke segala penjuru dunia.
"Terima kasih untuk semua pihak yang membantu kegiatan ini. Kami selaku pemerintah Tobasa sangat mengapresiasi kegiatan ini dan sangat mendukung sepenuh hati," ujarnya.
Para penampil TCWMF 2019 sendiri diisi oleh 11 kelompok musik dari berbagai negara. Antara lain Indonesia, Meksiko, China. "Tahun depan akan bergabung musisi dari Singapura, Thailand, Jerman dan sejumlah pemusik lain dari berbagai negara," kata Irwansyah.
Djaduk Ferianto pemusik gaek dari komunitas KUA ETNIKA menambahkan, TCWMF harus didorong menjadi festival internasional dengan garapan yang lebih luas. "Di Indonesia, world music masih belum populer. Saya berharap TCWMF menjadi perintis festival world music di Indonesia," kata Djaduk.