Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Keputusan negara-negara buyer (pembeli) untuk mengurangi permintaaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) asal Sumatra Utara (Sumut), ternyata berdampak besar pada realisasi ekspor daerah ini. Sepanjang Januari-April 2019 saja, ekspor CPO Sumut sudah terpangkas hingga US$ 190,130 juta atau 17,18% menjadi US$ 916,367 juta dari US$ 1,106 miliar di periode sama tahun 2018.
"Penurunan ekspor CPO juga turut mempengaruhi realisasi total ekspor Sumut yang juga turun 13,29%. Itu memang tidak bisa dihindari karena CPO berkontribusi hingga 36,32% terhadap total ekspor Sumut," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, Sabtu (15/6/2019).
Suhaimi mengatakan, jika dilihat secara bulanan, ekspor CPO Sumut memang mencatatkan kinerja yang buruk. Pada bulan April, terjadi penurunan hingga 25,88% atau US$ 64,351 juta menjadi US$ 284,266 juta. Padahal di bulan Maret, nilainya masih mencapai US$ 248,617 juta.
Penurunan ini kemungkinan karena negara tujuan utama memangkas order dengan nilai yang besar.
Menurut Suhaimi, CPO bukan satu-satunya komoditas Sumut yang ekspornya anjlok. Pada periode yang sama, ekspor karet dan barang dari karet juga anjlok 16,48% (US$ 70,402 juta), ekspor produk kimia turun 15,43% (US$ 55,422 juta) dan ekspor bahan kimia organik turun 19,48% (US$ 28,419 juta).