Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Medan. Belasan warga Lingkungan 7, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan berunjuk rasa ke Kantor Lurah Sei Mati, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Rabu (19/6/2019) siang. Sambil membawa poster, warga protes terkait pengangkatan kepala lingkungan (Kepling) Rosmia yang dinilai bukan pilihan warga.
Isi protes dalam poster yang dibawa warga pun bermacam-macam. Di antaranya, 'Kami mau pemilihan Kepling secara terbuka', 'Kami warga Lingkungan 7 Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun datang menghadap untuk memberitahukan bahwa Kepling yang diangkat Rosmia tidak kami anggap sebagai kepling sampai ada musyawarah yang dijanjikan', 'Kami mau pemilihan Kepling secara terbuka'.
Mewakili warga Kepling 7, Irmayani (49), mengatakan, kepling masih tergolong warga baru, sementara warga yang sudah puluhan tahun dan lebih berpotensi masih banyak yang bisa menjadi sosok kepling.
"Dia itu warga baru sejak 2013 tinggal di sini, masih banyak warga lama sejak tahun 60-an dan lebih berpotensi di lingkungan ini yang layak menjadi kepling," kata Irmayani.
Bahkan katanya, sebelum keluarnya SK pengangkatan kepling, warga sudah menggelar demo namun tidak ada tanggapan dari pihak kelurahan maupun kecamatan. Akhirnya dua pekan lalu keluarlah SK pengangkatan Rosmia sebagai kepling sehingga langsung diprotes warga.
"Makanya kami tidak terima kalau dia tetap menjadi kepling, kami mau pemilihan terbuka," tambahnya.
Warga lainnya, Rosmawati (42), yang merupakan tetanga berjarak 3 rumah dari kepling malah menyebut kalau Kepling itu memiliki sikap angkuh.
"Dia bertetangga tidak baik, tetangganya sendiri pun digaduhi bahkan menyindir-nyindir karena kami tidak terima kalau dia jadi kepling," beber Rosmawati.
Sementara, Lurah Sei Mati Fahrurrozi ketika dikonfirmasi di ruangannya mengaku sudah menindaklanjuti protes warga itu untuk melakukan musyawarah bersama warga dengan menghadirkan Kepling Rosmia pada, Sabtu (22/6/2019) ini di aula kelurahan.
"Sebenarnya untuk prosedur perekrutan Kepling itu sudah dilakukan sesuai SOP namun warga yang tidak terima. Jadi solusinya saya akan mengundang warga dan kepling untuk duduk bersama mencari keputusan terbaik, tapi kalau untuk keputusan dibatalkan itu wewenang pimpinan saya (Camat)," beber Fahrurrozi.
Saat disinggung apa yang membuat warga tidak senang dengan sosok kepling itu, Fahrurrozi mengaku tidak mengetahuinya.
"Saya mendengar keluhan warga kalau mereka tidak suka dengan gayanya, komunikasinya, laporan dari warga seperti itu tapi saya tidak mengetahui soal itu," tandas Fahrurrozi.
Sedangkan Kepling 7 Rosmia saat dikonfirmasi via telepon seluler mengaku sakit perut sehingga enggan menjawab perihal protes warganya.
"Saya lagi sakit perut, buang air besar terus, jadi maaf ya pak," jawabnya seraya menutup sambungan telepon.