Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan menilai, sistem penjaringan calon dokter di fakultas kedokteran yang berlaku saat ini perlu dilakukan perbaikan.
Ketua IDI Cabang Medan, dr Wijaya Juwarna SpTHT, menyatakan, sebab hal ini sangat berpengaruh besar terhadap mental dari calon dokter yang nantinya bakal diluluskan.
"Di Medan, Fakultas Kedokteran Negeri ada satu dan swasta ada lima. Sebenarnya memang oke-oke saja, tapi (yang perlu) diperbaiki adalah sistem dari penjaringan calon mahasiswa kedokteran," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (20/6/2019).
Wijaya menjelaskan, setiap tahunnya di Kota Medan terdapat sekitar 500 sampai 1.000 orang lulusan kedokteran. Namun dari sisi mental, ujar Wijaya, tak sedikit calon dokter yang ada sedari awal lebih berorientasi pada materi, atau pun menjadi dokter lebih karena keinginan dari orang tuanya.
"Tapi dia lolos. Padahal seharusnya, dokter itu membantu sesama adalah yang nomor satu, karena sumpah kedokteran mengutamakan kesehatan. Jadi kalau dokter paham, ia tidak akan terjebak materi," jelasnya.
Untuk itu, Wijaya mengimbau kepada pemerintah supaya lebih selektif lagi terhadap Fakultas Kedokteran. Karena, terang dia, diluar negeri sekalipun, seperti halnya di Negara Italia, pemerintahnya tidak mau memiliki banyak Fakultas Kedokteran, agar sistem seleksi calon dokternya berjalan dengan bagus.
"Begitu juga seperti di Belanda dan Jepang. Mereka terlebih dahulu memagangkan dahulu calon dokter yang ada selama setahun. Sehingga mereka bisa mendapatkan calon-calon yang benar ingin menjadi dokter, bukan hanya yang pintar saja," terangnya.
Jadi, sambung Wijaya, jika hal ini berlangsung, maka untuk menjadi dokter akan benar-benar dapat terseleksi dengan baik. Namun begitu, dari segi kualitas, dokter yang ada di Indonesia, khususnya Medan kualitasnya memang beragam.
"Ada dokter yang memang cepat puas. Jadi ketika telah menyandang gelar dokter, dia tidak mau mengupgrade keilmuannya. Jadi hanya disitu-situ aja, padahal ilmu pengetahuan kan termasuk kedokteran terus berkembang," pungkasnya.