Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku mewaspadai penerimaan pajak hingga akhir Mei 2019. Pasalnya, pertumbuhannya jauh melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data APBN KiTa, Minggu (23/6/2019). Total penerimaan pajak termasuk PPh sebesar Rp 496,6 triliun atau hanya tumbuh 2,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,2%.
"Kinerja pajak ini ditopang oleh PPh non migas yang realisasinya mencapai Rp 294,14 triliun yang hanya tumbuh 7,05% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh mencapai 14,25% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo saat dihubungi, Jakarta, Minggu (23/6/2019).
Seretnya penerimaan pajak hingga akhir Mei 2019 berbanding terbalik dengan kinerja Bea dan Cukai. Dari target Rp 208,8 triliun sudah terealisasi Rp Rp 72,67 triliun atau tumbuh 35,11%.
"Dari sisi cukai, hingga Mei ini realisasinya mencapai Rp 56,21 triliun atau mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni 58,21% (yoy) dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya tumbuh 35,51% (yoy)," jelas dia.
Jika dirinci, dari realisasi penerimaan bea dan cukai yang sudah Rp 72,67 triliun antara lain untuk bea masuk sebesar Rp 14,97 triliun dari target Rp 38,9 triliun.
Lalu, untuk bea keluar sudah Rp 1,5 triliun dari target Rp 4,42 triliun. Yang terakhir realisasi cukai sudah Rp 56,21 triliun dari target Rp 165,50 triliun.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara mencapai Rp 728,5 triliun per akhir Mei atau 33,6% dari target yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pendapatan negara per akhir Mei 2019 tumbuh 6,2% dibandingkan bulan April. Namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan untuk periode yang sama tahun lalu.
"Untuk pendapatan DJP (Ditjen Pajak) dalam hal ini termasuk PPh migas Rp 496,6 triliun atau tumbuh 2,4% dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 14,2% ini sangat rendah. Kita harus mulai hati-hati," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Jumat (21/6/2019).(dtf)