Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia memiliki banyak daya tarik. Keberadaannya sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota metropolitan tentunya memberi banyak harapan kepada masyarakat warga kota ini. Lantas, bagaimana pendapat seorang warga yang juga Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU), Baharuddin Saputra SH, tentang Kota Medan?
Menurutnya, kota ini merupakan aset bagi kehidupan masa depan warganya dan karenanya harus ditata dengan berlandaskan pada pola berpikir indah. Menata Kota Medan, kata Bahar, semuanya bersumber dari keberadaan sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintahannya mulai pucuk pimpinan hingga pegawai golongan terendah yang harus menyadari sekaligus bertanggung jawab terhadap tupoksi masing-masing.
"Nuansa kebatinannya harus sejalan dengan pikirannya, sehingga menyadari kehidupan harus ditata dengan baik," ujarnya, Sabtu (29/6/2019).
Dari sudut pandang kesenian, lanjut Bahar, pembangunan fisik Kota Medan harus mendapat sentuhan artistik berupa tata seni spektakuker yang mampu menggetarkan dunia, karena jika hanya dalam wujud rehab di sana-sini hasilnya biasa-biasa saja dan monoton.
Untuk itu, dia menyarankan perlu dilakukan gerakan mendasar untuk mewujudkan keindahan lingkungan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
"Harus diwujudkan iklim perubahan yang luar biasa agar hasilnya juga luar biasa, tidak biasa-biasa saja, " kata Bahar.
Lebih lanjut dia mencontohkan, hal konkret yang penting dilakukan antara lain melakukan gerakan gotong royong serentak dan pembangunan infrastruktur kekinian sesuai program nasional dan program Sumut Bermartabat harus diaplikasikn sesuai kondisi Kota Medan.
Diakui Bahar, untuk mewujudkan kesemua itu memang bukan hal mudah seperti membalikkan telapak tangan, tapi dibutuhkan pimpinan yang tegas, kreatif dan inovatif.
"Semuanya bisa diwujudkan bila muncul figur pimpinan masa depan yang sejalan dengan aspirasi rakyatnya," jelas dia.
Karenanya, tegas Bahar, menjelang pemulihan kepala daerah secara serentak pada 2020, termasuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, wacana masa depan kemajuan kota multi etnis ini harus mulai digelorakan.
"Semuanya bermuara pada kekuatan untuk menyatukan asa kebaikan. Mari mewujudkan Kota Medan yang religius, bermartabat dilandasi pola berpikir indah," ajak Bahar.